Saturday, January 14, 2017

STASIUN KLARIFIKASI PKS

Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/Astokes/L16.jpg
TUJUAN BELAJAR
Umum
Peserta dapat mengetahui kegiatan-kegiatan dan peralatan di stasiun klarifikasi.
 WATER DILUTION TANK
Water Dilution berfungsi untuk mengencerkan Crude Oil hasil pressan, sehingga lebih mudah mengalir dan juga akan mempermudah proses pemisahan antara minyak dengan sludge di Continous Settling Tank (CST). Terdapat dua buah Water Dilution yaitu yang menggunakan air panas (Hot Water Dilution) dan air kondensat. Water dilution tank dilengkapi dengan steam coil yang berfungsi untuk menaikkan temperatur air dilution hingga mencapai 90-95oC. Volume air dilution diatur disesuaikan dengan kapasitas olah, biasanya berkisar antara 25-35% dari TBS olah.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/ssas.jpg
Gbr. Dilution Water Control Tank
OIL GUTTER
Oil gutter berfungsi sebagai tempat penampungan crude oil dari hasil pengempresan untuk disalurkan ke sandtrap tank. Selain itu juga sebagai tempat pengenceran crude oil dengan menggunakan condensate dilution maupun hot dilution water.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/gtre.jpg
Gbr. Oil Gutter
SANDTRAP TANK
Sandtrap tank berfungsi sebagai tempat penangkapan pasir ataupun material yang lebih berat lainnya dari dalam crude oil, sehingga dapat mengurangi keausan pada vicrating screen. Crude oil dari oil gutter dialirkan ke sandtrap secara cyclone, karena aliran cyclone (gaya sentrifugal) tersebut menyebabkan pasir atau material yang lebih berat akan terseret ke bawah sedangkan crude oil yang lebih ringan cenderung akan berada pada bagian atas. Dengan menggunakan skimmer, crude oil yang berada pada lapisan atas tersebut ditangkap untuk dialirkan ke proses selanjutnya. Pasir yang tertangkap di sandtrap setiap 4 jam dibuang (drain)
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/srte.jpg
Gbr. Sand Trap Tank
VIBRATING SCREEN
Vibrating screen pada dasarnya adalah tapisan bergetar yang berfungsi untuk memisahkan crude oil dari padatan/solid kasar. Untuk mendapatkan hasil penyaringan yang optimal pada umumnya vibrating screen menggunakan dua kali penapisan yaitu sreen pertama 20 mesh dan sreen kedua 40 mesh. Crude oil yang sudah dikurangi material beratnya oleh Sand Trap Tank dimasukkan ke bagian atas vibrating screen, crude oil hasil penapisan akan dialirkan ke dalam Crude Oil Tank, sedangkan padatan/solid yang masih banyak mengandung minyak dikembalikan ke Fruit Elevator melalui Waste Conveyor untuk daur ulang.
CRUDE OIL TANK
COT berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari vibrating screen. Selain itu juga sebagai tempat penampungan sementara CO dari Vibrating Screen sebelum dipompakan ke Continous Settling Tank (CST).
CONTINOUS SETTLING TANK
Continous settling tank (CST) berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge, berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis. Keberhasilan kerja SCT sangat tergantung pada keberhasilan stasiun sebelumnya.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/stli.jpg
Gbr. Continous Settling Tank dan Bagian-bagiannya
WET OIL TANK
Wet Oil Tank (WOT) berfungsi untuk menampung minyak dari CST dan menjaga panas minyak pada suhu 90–95oC, hal ini sangat bermanfaat bagi proses selanjutnya apalagi pada proses selanjutnya tidak ada penambahan panas. Selain itu sebagian kotoran dapat dikurangi akibat gaya gravitasi dan waktu tunggu minyak dalam WOT, zat yang memiliki berat jenis yang lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Untuk menjaga temperatur minyak, WOT dilengkapi dengan pipa coil pemanas.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/wwwe.jpg
Gbr. Wet Oil Tank dan Bagiannya
OIL PURIFIER
Oil purifier berfungsi untuk memurnikan minyak dengan mengurangi kadar kotoran di dalamnya. Oil purifier bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, sehingga dapat dipisahkan fraksi dengan berat jenis yang ringan dengan fraksi yang berberat jenis lebih tinggi.
VACUUM DRIER
Vacuum drier berfungsi mengeringkan minyak dengan mengurangi kadar air dari dalam minyak dengan kondisi vacuum. Minyak yang masih mengandung air perlu dikeringkan air air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Keberhasilan tugas dari vacuum drier adalah kadar air di dalam CPO produksi 0.15 % maksimum.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/wwwq.jpg
Gbr. Vacuum Drier
TRANSFER PUMP
Transfer pump berfungsi untuk mengalirkan minyak (dried oil) keluaran vacuum drier ke Storage Tank. Transper Pump menggunakan pompa jenis multistage dengan kapasitas di atas 30 m3/jam. Penggunaan pompa multistage disebabkan kondisi vacuum di dalam vacuum drier membutuhkan kekuatan pompa untuk menarik minyak yang telah dikeringkan ke bawah.
STORAGE TANK
CPO strorage tank dan despatch berfungsi sebagai alat ukur dan menimbun CPO, menjaga mutu serta meneruskannya ke alat transport pembeli. Selain itu storage tank juga berfungsi untuk melakukan pemisahan minyak sesuai dengan mutu produksi.
DESPATCH PUMP
Despatch pump berfungsi untuk memompakan minyak ke mobil pengangkutan CPO. Despatch Pump dibuat di sekitar storage tank, dengan pipa discharge-nya berada di atas jembatan pengisian minyak. Selain itu juga digunakan untuk melakukan blending minyak, sehingga didapatkan kualitas minyak yang sesuai dengan standar.
SLUDGE TANK
Sludge tank berfungsi untuk menampung dan menjaga panas sludge dari sludge underflow CST pada suhu 90–950C sebelum diolah oleh sludge separator. Jika menggunakan pemanasan dengan steam injection, perlu dilakukan pengontrolan agar tidak sampai bergolak (mendidih) yang mengakibatkan terjadinya emulsi sehingga menyulitkan pemisahkan minyak pada sludge oil recovery tank/ Fat Fit.
SAND CYCLONE
Sand Cyclone berfungsi untuk mengambil pasir halus yang masih terdapat di dalam sludge sebelum diolah pada sludge separator, agar peralatan pada sludge separator dapar terbebas dari keausan dini. Pemisahan dilakukan dengan prinsip sentrifuse di mana bagian dengan berat jenis yang lebih berat akan terlempar ke bagian luar dan di alirkan ke bagian bawah (ceramic cone). Sedangkan bagian dengan berat jenis yang lebih ringan akan terlempar ke bagian tengah dan dialirkan ke outlet sand cyclone.
BUFFER TANK
Buffer tank berfungsi untuk tangki penyangga feeding sludge separator, agar tercapai tekanan feeding yang diinginkan, sehingga buffer tank biasanya dibuat lebih tinggi posisinya dari sludge separator.
BRUSH STRAINER
Brush Strainer berfungsi untuk mengambil fiber halus/solid yang ada dalam sludge sebelum diolah pada sludge separator. Pemisahan dilakukan dengan sistem saring, yang terdiri dari strainer dan dilengkapi dengan brush berputar di bagian dalam stainer. Penyaringan dilakukan oleh strainer, sedangkan brush berfungsi untuk melakukan pembersihan strainer sehingga lubang strainer tidak tertutup oleh lumpur dan solid. Dengan demikian solid dapat tertangkap dan dibuang melalui lubang pembuangannya.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/wwwa.jpg
Gbr. Brush Strainer
SLUDGE SEPARATOR
Sludge Separator berfungsi memisahkan minyak dari sludge secara mekanis, memanfaatkan prinsip kerja sentripugal dan perbedaan berat jenis antara minyak dengan sludge.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/wqwq.jpg
Gbr. Sludge Separator dan Bagian-bagiannya
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/wewe.jpg
RECLAIMED OIL TANK
Reclimed oil tank berfungsi untuk menampung minyak dari sludge separator, drain tangki–tangki atau kebocoran sebelum di recycle ke Crude Oil Tank atau ke Distribution Tank di CST. Reclaimed oil tank dibuat berada pada posisi di bawah lantai, dan berikan steam coil untuk menjaga temperatur sludge yang akan dikirim ke distribution tank atau ke COT.
DEOLING TANK
Deoling Tank berfungsi mengambil minyak dari sludge tahap terakhir dari fat pit sebelum dikirim ke effluent treatment. Sludge yang masuk ke fat pit masih mengandung minyak, yang berasal dari outlet sludge separator yang tidak standar, bekas cucian tumpahan minyak dan air kondensat rebusan. Sludge yang masih banyak mengandung minyak selain meningkatkan losis juga akan menyebabkan masalah pada effluent treatment. Oleh karena itu, diperlukan pengutipan minyak dari fat pit tersebut.
SLUDGE SETTLING TANK
Sludge Settling Tank berfungsi untuk mengutip oily sludge dari tangkapan di deoling tank. Sludge settling tank terdiri dari tangki persegi empat yang terbagi atas 2 bagian. Bagian pertama adalah tempat masuknya sludge, oily sludge dikutip secara overflow dengan menggunakan talang, yang kemudian dialirkan ke bagian dua. Dari bagian ini oily sludge dipompakan ke distribution tank untuk dikirimkan ke CST.
FAT PIT
Fat pit merupakan kolam penampungan sludge, tumpahan minyak, air kondensat dan air cucian PKS. Jika sludge yang masuk ke fat pit masih banyak mengandung minyak akan dipompakan ke dalam Deoiling Tank, untuk dikutip minyaknya. Apabila kandungan minyak dalam sludge sudah rendah (maksimum 0,6%) akan dipompakan ke Cooling Pond sebagai effluent. Selain itu dipersiapkan juga sebuah pompa recycle, jika tumpahan minyak di dalam fat pit sangat banyak dan mutu ALB-nya masih rendah untuk dipompakan langsung ke Crude Oil Tank.
Description: http://www.pabriksawit.com/images/stories/wsws.jpg


Sunday, January 1, 2017

Cerita Islami "Kalung Annisa"

Ini cërita tëntang Anisa, sëorang gadis këcil yang cëria bërusia  Lima tahun. Pada suatu sorë, Anisa mënëmani Ibunya bërbëlanja di suatu supërmarkët. Këtika sëdang mënunggu giliran mëmbayar, Anisa mëlihat sëbëntuk kalung mutiara mungil bërwarna putih bërkilauan, tërgantung dalam sëbuah kotak bërwarna pink yang sangat cantik.
Kalung itu nampak bëgitu indah, sëhingga Anisa sangat ingin mëmilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan bërkëbëratan. Sëpërti biasanya, sëbëlum bërangkat kë supërmarkët dia sudah bërjanji tidak akan mëminta apapun sëlain yang sudah disëtujui untuk dibëli.
Dan tadi Ibunya sudah mënyëtujui untuk mëmbëlikannya kaos kaki bër-rënda yang cantik. Namun karëna kalung itu sangat indah, dibëranikannya bërtanya.
"Ibu, bolëhkah Anisa mëmiliki kalung ini? Ibu bolëh këmbalikan kaos kaki yang tadi... "
Sang Bunda sëgëra mëngambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya tërtëra harga Rp 15,000.
Dilihatnya mata Anisa yang mëmandangnya dëngan pënuh harap dan cëmas. Sëbënarnya dia bisa saja langsung mëmbëlikan kalung itu, namun ia tak mau bërsikap tidak konsistën...

"Okë ... Anisa, kamu bolëh mëmiliki Kalung ini. Tapi këmbalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karëna harga kalung ini lëbih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu dëpan. Sëtuju ?"
Anisa mëngangguk lëga, dan sëgëra bërlari riang mëngëmbalikan kaos kaki kë raknya. "Tërimakasih..., Ibu"
Anisa sangat mënyukai dan mënyayangi kalung mutiaranya. Mënurutnya, kalung itu mëmbuatnya nampak cantik dan dëwasa. Dia mërasa sëcantik Ibunya. Kalung itu tak përnah lëpas dari lëhërnya, bahkan këtika tidur.
Kalung itu hanya dilëpasnya jika dia mandi atau bërënang. Sëbab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan mëmbuat lëhërnya mënjadi hijau...
Sëtiap malam sëbëlum tidur, ayah Anisa mëmbacakan cërita pëngantar tidur. Pada suatu malam, këtika sëlësai mëmbacakan sëbuah cërita,
Ayah bërtanya "Anisa..., Anisa sayang Ënggak sama Ayah ?" "Tëntu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !" "Kalau bëgitu, bërikan këpada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah bolëh ambil "si Ratu" bonëka kuda dari nënëk... ! Itu kësayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mëncium pipi Anisa sëbëlum këluar dari kamar Anisa.
Kira-kira sëminggu bërikutnya, sëtëlah sëlësai mëmbacakan cërita, Ayah bërtanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sëkali pada Ayah?". "Kalau bëgitu, bërikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah bolëh ambil bonëka Barbië ini.."Kata Anisa sëraya mënyërahkan bonëka Barbië yang sëlalu mënëmaninya bërmain.
Bëbërapa malam këmudian, këtika Ayah masuk kë kamarnya, Anisa sëdang duduk di atas tëmpat tidurnya. Këtika didëkati, Anisa rupanya sëdang mënangis diam-diam. Këdua tangannya tërgënggam di atas pangkuan. air mata mëmbasahi pipinya..."Ada apa Anisa, kënapa Anisa ?" Tanpa bërucap sëpatah pun, Anisa mëmbuka tangannya.
Di dalamnya mëlingkar cantik kalung mutiara kësayangannya" Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa"
Ayah tërsënyum mëngërti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan kë dalam kantong cëlana. Dan dari kantong yang satunya, dikëluarkan sëbëntuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dëngan kalung yang sangat disayangi Anisa..."Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Mëmang bëgitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan mëmbuat lëhërmu mënjadi hijau"
Ya..., tërnyata Ayah mëmbërikan kalung mutiara asli untuk mënggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.


Dëmikian pula halnya dëngan Allah S.W.T. tërkadang Dia mëminta sësuatu dari kita, karëna Dia bërkënan untuk mënggantikannya dëngan yang lëbih baik. Namun, kadang-kadang kita sëpërti atau bahkan lëbih naif dari Anisa : Mënggënggam ërat sësuatu yang kita anggap amat bërharga, dan olëh karënanya tidak ikhlas bila harus këhilangan. Untuk itulah përlunya sikap ikhlas, karëna kita yakin tidak akan Allah mëngambil sësuatu dari kita jika tidak akan mënggantinya dëngan yang lëbih baik.

Cerita Islami "Nasehat Penguasa"

Mëngatakan këbënaran këpada pënguasa yang mënyëlëwëng mëmang përlu këbëranian yang tinggi, sëbab rësikonya bësar. Bisa-bisa akan këhilangan këbëbasan, mëndëkam dalam pënjara, bahkan lëbih jauh lagi dari itu, nyawa bisa mëlayang. Karëna itu, tidaklah mënghërankan këtika pada suatu saat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya olëh sëorang sahabat përihal përjuangan apa yang paling utama, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mënjawab, "Mëngatakan këbënaran këpada pënguasa yang mënyëlëwëng."
Dëmikian sabda Tasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sëbagaimana yang dikisahkan dalam sëbuah hadis yang diriwayatkan olëh Imam an-Nasa'i, Abu Daud, dan Tirmidzi, bërdasarkan pënuturan Abu Sa'id al-Khudry Radhiyallahu 'anhu, dan Abu Abdillah Thariq bin Syihab al- Bajily al-Ahnasyi. Olëh sëbab itu, sëdikit sëkali orang yang bërani mëlakukannya, yakni mëngatakan këbënaran këpada pënguasa yang mënyëlëwëng.
Di antara yang sëdikit itu (orang yang pëmbërani) tërdapatlah nama Thawus al-Yamani. Ia adalah sëorang tabi'in, yakni gënërasi yang hidup sëtëlah para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bërtëmu dëngan mërëka dan bëlajar dari mërëka. Dikisahkan, suatu këtika Hisyam bin Abdul Malik, sëorang khalifah dari Bani Umayyah, mëlakukan përjalanan kë Mëkah

guna mëlaksanakan ibadah haji. Di saat itu bëliau mëminta agar dipërtëmukan dëngan salah sëorang sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang hidup. Namun sayang, tërnyata këtika itu tak sëorang pun sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang masih hidup. Sëmua sudah wafat. Sëbagai gantinya, bëliau pun mëminta agar dipërtëmukan dëngan sëorang tabi'in.
Datanglah Thawus al-Yamani mënghadap sëbagai wakil dari para tabi'in. Këtika mënghadap, Thawus al-Yamani mënanggalkan alas kakinya përsis këtika akan mënginjak përmadani yang dibëntangkan di hadapan khalifah. Këmudia ia langsung saja nyëlonong masuk kë dalam tanpa mëngucapkan salam përhormatan pada khalifah yang tëngah duduk mënanti këdatangannya. Thawus al-Yamani hanya mëngucapkan salam biasa saja, "Assalamu'alaikum," langsung duduk di samping khalifah sëraya bërtanya, "Bagaimanakah këadaanmu, wahai Hisyam?"
Mëlihat përilaku Thawus sëpërti itu, khalifah mërasa tërsinggung. Bëliau murka bukan main. Hampir saja bëliau mëmërintahkan këpada para pëngawalnya untuk mëmbunuh Thawus.
Mëlihat gëlagat yang dëmikian, buru-buru Thawus bërkata, "Ingat, Anda bërada dalam wilayah haramullah dan haramurasulihi (tanah suci Allah dan tanah suci Rasul-Nya). Karëna itu, dëmi tëmpat yang mulia ini, Anda tidak dipërkënankan mëlakukan përbuatan buruk sëpërti itu!"
"Lalu apa maksudmu mëlakukakan sëmua ini?" tanya khalifah. "Apa yang aku lakukan?" Thawus balik bërtanya.
Dëngan gëram khalifah pun bërkata, "Kamu tanggalkan alas kaki përsis di dëpan përmadaniku. Kamu masuk tanpa mëngucapkan salam pënghormatan këpadaku sëbagai khalifah, dan juga tidak mëncium tanganku. Lalu, kamu juga mëmanggilku hanya dëngan nama këcilku, tanpa gëlar dan kun-yahku. Dan, sudah bëgitu, kamu bërani pula duduk di sampingku tanpa sëizinku.
Apakah sëmua itu bukan pënghinaan tërhadapku?"
"Wahai Hisyam!" jawab Thawus, "Kutanggalkan alas kakiku karëna aku juga mënanggalkannya lima kali sëhari këtika aku mënghadap Tuhanku, Allah 'Azza wa Jalla. Dia tidak marah, apalagi murka këpadaku lantaran itu."
"Aku tidak mëncium tanganmu lantaran kudëngar Amirul Mukminin Ali Radhiyallahu 'anhu përnah bërkata bahwa sëorang tidak bolëh mëncium tangan orang lain, këcuali tangan istrinya karëna syahwat atau tangan anak-anaknya karëna kasih sayang."
"Aku tidak mëngucapkan salam pënghormatan dan tidak mënyëbutmu dëngan kata-kata amiirul mukminin lantaran tidak sëmua rëla dëngan këpëmimpinanmu; karënanya aku ënggan untuk bërbohong."
"Aku tidak mëmanggilmu dëngan sëbutan gëlar këbësaran dan kun-yah lantaran Allah mëmanggil para këkasih-Nya di dalam Alquran hanya dëngan sëbutan nama sëmata, sëpërti ya Daud, ya Yahya, ya 'Isa; dan mëmanggil musuh-musuh-Nya dëngan sëbutan kun-yah sëpërti Abu Lahab...."
"Aku duduk përsis di sampingmu lantaran kudëngar Amiirul Mukminin Ali Radhiyallahu 'anhu përnah bërkata bila kamu ingin mëlihat calon pënghuni nëraka, maka lihatlah orang yang duduk sëmëntara orang di sëkitarnya tëgak bërdiri."

Mëndëngar jawaban Thawus yang panjang lëbar itu, dan juga këbënaran yang tërkandung di dalamnya, khalifah pun tafakkur karënanya. Lalu ia bërkata, "Bënar sëkali apa yang Anda katakan itu. Nah, sëkarang bërilah aku nasëhat sëhubungan dëngan këdudukan ini!"
"Kudëngar Amiirul Mukminin Ali Radhiyallahu 'anhu bërkata dalam sëbuah nasëhatnya," jawab Thawus, "Sësungguhnya dalam api nëraka itu ada ular-ular bërbisa dan kalajëngking raksasa yang mënyëngat sëtiap pëmimpin yang tidak adil tërhadap rakyatnya."

Mëndëngar jawaban dan nasëhat Thawus sëpërti itu, khalifah hanya tërdiam, tak mëngëluarkan sëpatah kata pun. Ia mënyadari bahwa mënjadi sëorang pëmimpin harus bërsikap arif dan bijaksana sërta tidak bolëh mëninggalkan nilai-nilai këadilan bagi sëluruh rakyatnya. Sëtëlah bërbincang-bincang bëbërapa lamanya përihal masalah-masalah yang pënting yang ditanyakan olëh khalifah, Thawus al-Yamani pun mëminta diri. Khalifah pun mëmpërkënankannya dëngan sëgala hormat dan lëga dëngan nasëhat-nasëhatnya.

Cerita Islami "Nasehat Yang Jitu"

Pada suatu hari Ibrahim bin Adham didatangi olëh sëorang lëlaki yang gëmar mëlakukan maksiat. Lëlaki tërsëbut bërnama Jahdar bin Rabi'ah. Ia mëminta nasëhat këpada Ibrahim agar ia dapat mënghëntikan përbuatan maksiatnya.
Ia bërkata, "Ya Aba Ishak, aku ini sëorang yang suka mëlakukan përbuatan maksiat. Tolong bërikan aku cara yang ampuh untuk mënghëntikannya!"
Sëtëlah mërënung sëjënak, Ibrahim bërkata, "Jika kau mampu mëlaksanakan lima syarat yang kuajukan, aku tidak këbëratan kau bërbuat dosa."
Tëntu saja dëngan pënuh rasa ingin tahu yang bësar Jahdar balik bërtanya, "Apa saja syarat- syarat itu, ya Aba Ishak?"
"Syarat përtama, jika ëngkau mëlaksanakan përbuatan maksiat, janganlah kau mëmakan rëzëki Allah," ucap Ibrahim.
Jahdar mëngërnyitkan dahinya lalu bërkata, "Lalu aku makan dari mana? Bukankah sëgala sësuatu yang bërada di bumi ini adalah rëzëki Allah?"
"Bënar," jawab Ibrahim dëngan tëgas. "Bila ëngkau tëlah mëngëtahuinya, masih pantaskah ëngkau mëmakan rëzëki-Nya, sëmëntara Kau tërus-mënërus mëlakukan maksiat dan mëlanggar përintah-përintahnya?"
"Baiklah," jawab Jahdar tampak mënyërah. "Këmudian apa syarat yang këdua?"
"Kalau kau bërmaksiat këpada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya," kata Ibrahim lëbih tëgas lagi.

Syarat këdua mëmbuat Jahdar lëbih kagët lagi. "Apa? Syarat ini lëbih hëbat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dëngan sëgala isinya ini milik Allah?"
"Bënar wahai hamba Allah. Karëna itu, pikirkanlah baik-baik, apakah kau masih pantas mëmakan rëzëki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sëmëntara kau tërus bërbuat maksiat?" tanya Ibrahim.
"Kau bënar Aba Ishak," ucap Jahdar këmudian. "Lalu apa syarat këtiga?" tanya Jahdar dëngan pënasaran.
"Kalau kau masih bërmaksiat këpada Allah, tëtapi masih ingin mëmakan rëzëki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tëmpar bërsëmbunyi dari-Nya."
Syarat ini mëmbuat lëlaki itu tërkësima. "Ya Aba Ishak, nasihat macam apa sëmua ini? Mana mungkin Allah tidak mëlihat kita?"
"Bagus! Kalau kau yakin Allah sëlalu mëlihat kita, tëtapi kau masih tërus mëmakan rëzëki- Nya, tinggal di bumi-Nya, dan tërus mëlakukan maksiat këpada-Nya, pantaskah kau mëlakukan sëmua itu?" tanya Ibrahin këpada Jahdar yang masih tampak bingung dan tërkësima. Sëmua ucapan itu mëmbuat Jahdar bin Rabi'ah tidak bërkutik dan mëmbënarkannya.
"Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakan sëkarang apa syarat këëmpat?"
"Jika malaikat maut hëndak mëncabut nyawamu, katakanlah këpadanya bahwa ëngkau bëlum mau mati sëbëlum bërtaubat dan mëlakukan amal salëh."
Jahdar tërmënung. Tampaknya ia mulai mënyadari sëmua përbuatan yang dilakukannya sëlama ini. Ia këmudian bërkata, "Tidak mungkin... tidak mungkin sëmua itu aku lakukan."
"Wahai hamba Allah, bila kau tidak sanggup mëngundurkan hari këmatianmu, lalu dëngan cara apa kau dapat mënghindari murka Allah?"
Tanpa banyak komëntar lagi, ia bërtanya syarat yang këlima, yang mërupakan syarat tërakhir. Ibrahim bin Adham untuk kësëkian kalinya mëmbëri nasihat këpada lëlaki itu.
"Yang tërakhir, bila malaikat Zabaniyah hëndak mënggiringmu kë nëraka di hari kiamat nanti, janganlah kau bërsëdia ikut dëngannya dan mënjauhlah!"
Lëlaki itu nampaknya tidak sanggup lagi mëndëngar nasihatnya. Ia mënangis pënuh pënyësalan. Dëngan wajah pënuh sësal ia bërkata, "Cukup…cukup ya Aba Ishak! Jangan kau tëruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mëndëngarnya. Aku bërjanji, mulai saat ini aku akan bëristighfar dan bërtaubat nasuha këpada Allah."
Jahdar mëmang mënëpati janjinya. Sëjak përtëmuannya dëngan Ibrahim bin Adham, ia bënar-bënar bërubah. Ia mulai mënjalankan ibadah dan sëmua përintah-përintah Allah dëngan baik dan khusyu'.
Ibrahim bin Adham yang sëbënarnya adalah sëorang pangëran yang bërkuasa di Balakh itu mëndëngar bahwa di salah satu nëgëri taklukannya, yaitu nëgëri Yamamah, tëlah tërjadi pëmbëlotan tërhadap dirinya. Këzaliman mërajalëla. Sëmua itu tërjadi karëna ulah gubërnur yang dipërcayainya untuk mëmimpin wilayah tërsëbut.

Sëlanjutny, Ibrahim bin Adham mëmanggil Jahdar bin Rabi'ah untuk mënghadap. Sëtëlah ia mënghadap, Ibrahim pun bërkata, "Wahai Jahdar, kini ëngkau tëlah bërtaubat. Alangkah mulianya bila taubatmu itu disërtai amal këbajikan. Untuk itu, aku ingin mëmërintahkan ëngkau untuk mëmbërantas këzaliman yang tërjadi di salah satu wilayah këkuasaanku."
Mëndëngar përkataan Ibrahim bin Adham tërsëbut Jahdar mënjawab, "Wahai Aba Ishak, sungguh suatu anugrah yang amat mulia bagi saya, di mana saya bisa bërbuat yang tërbaik untuk umat. Dan tugas tërsëbut akan saya laksanakan dëngan sëgënap këmampuan yang dibërikan Allah këpada saya. Këmudian di wilayah manakah gërangan këzaliman itu tërjadi?"
Ibrahim bin Adham mënjawab, "Këzaliman itu tërjadi di Yamamah. Dan jika ëngkau dapat mëmbërantasnya, maka aku akan mëngangkat ëngkau mënjadi gubërnur di sana."
Bëtapa kagëtnya Jahdaar mëndëngar këtërangan Ibrahim bin Adham. Këmudian ia bërkata, "Ya Allah, ini adalah rahmat-Mu dan sëkaligus ujian atas taubatku. Yamamah adalah sëbuah wilayah yang dulu sëring mënjadi sasaran përampokan yang aku lakukan dëngan gërombolanku. Dan kini aku datang kë sana untuk mënëgakkan këadilan. Subhanallah, Maha Suci Allah atas sëgala rahmat-Nya."

Këmudian, bërangkatlah Jahdar bin Rabi'ah kë nëgëri Yamamah untuk mëlaksanakan tugas mulia mëmbërantas këzaliman, sëkaligus mënunaikan amanah mënëgakkan këadilan. Pada akhirnya ia bërhasil mënunaikan tugas tërsëbut, sërta mënjadi hamba Allah yang taat hingga akhir hayatnya.

Cerita Islami "Tegakkan Sholat, PHK Didapat!!!"

Penulis : Amma

Bërawal dari sëbuah përkënalannya dëngan sëorang pëmuda muslim Ëvi Cristiani yang kini sudah mënjadi sëorang muslimah yang patut dicontoh. Përilaku këislamannya bënar-bënar ditërapkan dalam këhidupannya sëhari-hari walau bëgitu bërat cobaan yang dihadapinya.
Sëkali syahadat sëbagai kësaksian sakral sudah ia ucapkan maka pantang baginya untuk surut mënëgakkan kalimat Allah dalam kalbunya.  Sudah pasti orang tuanya mënëntang këinginannya, Ëvi pun harus hijrah kë tëmpat kost agar ibadahnya lancar ia kërjakan.
Bëlum lagi bërës masalah dëngan orang tuanya lantaran ia masuk Islam, Ëvi harus mënghadapi masalah di tëmpat kërjanya. Gadis bërusia 27 tahun bëkërja di sëbuah biro përjalanan yang mayoritas karyawannya bëragama non muslim. Profësionalismë juga tidak dijalankan di sana karëna sikap sëbagian bësar karyawannya masih mëmakai sëntimën agama.
Hasilnya Ëvi jadi bulan-bulanan para atasan karëna dianggap tidak sëjalan dëngan pola pikir mërëka. Ada acara rutin tiap dua pëkan sëkali yang wajib diikuti olëh karyawan bagian Ëvi bërtugas. Acara yang sarat dëngan unsur maksiat itu adalah mëngunjungi bar-bar dan bërsënang-sënang hingga mabuk.
Dulu ia tidak përnah lëwatkan acara itu tapi sëjak ia masuk Islam jëlas acara modël itu ia tolak mëntah-mëntah. Sëgala alasan ia cari agar ia bisa tërbëbas dari dosa itu. Sampai akhirnya atasannya jënuh dan tidak akan mëngajak Ëvi hura-hura lagi. Bërës dëngan yang satu itu muncullah masalah lain yang tak kalah mënyakitkan
Këtika sëorang kawannya pulang dari tugas kë ëropa, ia mëmbawa olëh-olëh yang dibagikan kë rëkan-rëkannya kantornya tak tërkëcualiËvi. Olëh-olëh bërupa kuë itu tak disangka mëngandung daging babi. Lantaran Ëvi tidak tahu ia makan sëgigit kuë itu lalu kawannya punbërkata,"Ëvi itu kan ada babinya kok dimakan juga"
Mëndëngar hal itu Ëvi pun lari kë kamar mandi dan mëmuntahkan sëbisa-bisa makanan dalam mulutnya sambil bëristighfar tak hënti-hënti. Kawannya pun ia tëgur, tidak këras tapi tëgas. Si kawan mërasa tidak salah dan bërkëlit. Ëvi mënghëntikan dëbatitu dan coba mënyabarkan dirinya.

Yang diingatnya hanya këkuatan Allah agar bisa mëmbërinya këkuatan untuk dapat bërtahan dari cobaan ini. Sëjak itulah këbëncian mulai tumbuh subur di antara rëkan sëjawatnya.
Mënanggapi hal tërsëbut atasannya sëgëra mëmindahkannya kë bagian lain.
Lagi-lagi di bagian yang baru Ëvi dihujam olëh fitnah yang bërtubi tubi. Manajërnya yang baru justru yang mënjadi momok lahirnya fitnahan tërsëbut. Cobaan dëmi cobaan itu dipuncaki dëngan dipanggilnya ia olëh pihak SDM.
Ia jëlaskan bahwa ia harus mënjalankan këwajibannya sëbagai muslim yaitu shalat dan bërusaha mënghindari këmaksiatan sëkëras mungkin.Jalan këluar tidak këtëmu dan PHK jadi solusi yang tërbaik.Ëvi tërima dëngan ikhlas,"rëjëkiku sudah diatur olëhNya," gumam Ëvi mantap sambil këluar kantor dëngan përasaan lëga.

Sëmoga Allah Swt mëmbërikan këkuatan lahir bathin buat sdri. Ëvi yang tëlah mëndapatkan Hidayah di jalan Allah. Amin

Cerita Islami "Tidur Dan Kematian"

Tulisan Dari : Prof. Arthur Alison ''Karëna Az Zumar 42''

Namaku Arthur Alison, sëorang profësor yang mënjabat Këpala  Jurusan Tëknik Ëlëktro Univërsitas London. Sëbagai orang ëksak, bagiku sëmua hal bisa dikatakan bënar jika masuk akal dan sësuai rasio. Karëna itulah, pada awalnya agama bagiku tak lëbih dari objëk studi. Sampai akhirnya aku mënëmukan bahwa Al Quran, mampu mënjangkau pëmikiran manusia.
Bahkan lëbih dari itu. Maka aku pun mëmëluk Islam.
Itu bërmula saat aku diminta tampil untuk bërbicara tëntang mëtodë këdoktëran spiritual. Undangan itu sampai këpadaku karëna  sëlama bëbërapa tahun, aku mëngëtuai Këlompok Studi Spiritual dan Psikologis Inggris. Saat itu, aku sëbënarnya tëlah mëngënal Islam mëlalui sëjumlah studi tëntang agama-agama.
Pada Sëptëmbër 1985 itulah, aku diundang untuk mëngikuti Konfërënsi Islam Intërnasional tëntang 'Këaslian Mëtodë Pëngobatan dalam Al Quran'di Kairo. Pada acara itu, aku mëmprësëntasikan makalah tëntang 'Tërapi dëngan Mëtodë Spiritual dan Psikologis dalam Al Quran'.
Makalah itu mërupakan pëmbanding atas makalah lain tëntang 'Tidur dan Këmatian', yang bisa dibilang tafsir mëdis atas Quran surat Az Zumar ayat 42 yang disampaikan ilmuwan Mësir, Dr. Mohammëd Yahya Sharafi.
Fakta-fakta yang dikëmukakan Sharafi atas ayat yang artinya, "Allah mëmëgang jiwa (orang) këtika matinya dan (mëmëgang) jiwa (orang) yang bëlum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang tëlah Dia tëtapkan këmatiannya dan Dia mëlëpaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditëntukan. Sësungguhnya pada yang dëmikian itu tërdapat tanda-tanda këkuasaan Allah bagi kaum yang bërpikir," tëlah mëmbukakan mata hatiku tërhadap Islam.
Sëcara parapsikologis, sëpërti dijëlaskan Al Quran, orang tidur dan orang mati adalah dua fënomëna yang sama. Yaitu dimana ruh tërpisah dari jasad. Bëdanya, pada orang tidur, ruh dëngan këkuasaan Allah bisa këmbali këpada jasad saat orang itu tërjaga. Sëdangkan pada orang mati, tidak.
Ayat itu mërupakan pënjëlasan, mëngapa sëtiap orang yang bërmimpi sadar dan ingat bahwa ia tëlah bërmimpi. Ia bisa mëngingat mimpinya, padahal saat bërmimpi ia sëdang tidur.
Al Quran surat Az Zumar ayat 42 ini juga mënjadi pënjëlasan atas orang yang mëngalami koma. Sëcara fisik, orang yang koma tak ada bëdanya dëngan orang mati. Tapi ia tak dapat dinyatakan mati, karëna sëcara psikis ada suatu kësadaran yang masih hidup.
"Bagaimana Al Quran yang diturunkan 15 abad silam, bisa mënjëlaskan sëbuah fënomëna yang olëh tëori parapsikologis baru bisa dikonsëpsikan pada abad ini?" Jawaban atas përtanyaan inilah yang akhirnya mëyakinkan aku untuk mëmëluk Islam.
Sëlëpas sësi pëmaparan kësimpulan dalam konfërënsi itu, disaksikan olëh Syëkh Jad Al-Haq, Dr. Mohammëd Ahmady dan Dr. Mohammëd Yahya Sharafi, akupun mënyatakan dëngan tëgas bahwa Islam adalah agama yang nyata bënarnya.

Tërbukti, isi Al Quran yang mërupakan firman Allah pëncipta manusia, sësuai dëngan fakta- fakta ilmiah. Këmudian dëngan yakin, aku mëlafadzkan dua kalimat syahadat yang sudah sangat fasih kubacakan. Sëjak itu aku pun mënjadi sëorang Muslim dan mëngganti namaku mënjadi Abdullah Alison.
Sëbagai Këtua Këlompok Studi Spiritual dan Psikologi Inggris, aku tëlah mëngënal banyak agama mëlalui sëjumlah studi yang dilakukan. Aku mëmpëlajari Hindu, Budha dan agama sërta këpërcayaan lainnya. Ëntah kënapa, këtika aku mëmpëlajari Islam, aku juga tërdorong untuk mëlakukan studi përbandingan dëngan agama lainnya.
Walaupun baru pada saat konfërënsi di Mësir, aku yakin bënar bahwa  Islam sëbuah agama bësar yang nyata përbëdaannya dëngan agama lain. Agama yang paling baik diantara agama- agama lain adalah Islam. Ia cocok dëngan hukum alam tëntang prosës këjadian manusia. Maka hanya Islam-lah yang pantas mëngarahkan jalan hidup manusia.

Aku mërasakan bënar, ada sësuatu yang mëngontrol alam ini.  Dia itulah Sang Krëator, Allah Swt. Dari pëngalaman bagaimana aku mëngënal dan masuk Islam, aku pikir pëndëkatan ilmiah Al Quran bisa mënjadi sarana ëfëktif untuk mëndakwahkan Islam di Barat yang sangat rasional itu.

Cerita Islami "Asal Usul Kumandang Azan"

Sëiring dëngan bërlalunya waktu, para pëmëluk agama Islam yang sëmula sëdikit, bukannya sëmakin surut jumlahnya. Bëtapa hëbatnya përjuangan yang harus dihadapi untuk mënëgakkan syiar agama ini tidak mëmbuatnya musnah. Këbënaran mëmang tidak dapat dmusnahkan.
Sëmakin hari sëmakin bërtambah banyak saja orang-orang yang mënjadi pënganutnya. Dëmikian pula dëngan pënduduk dikota Madinah, yang mërupakan salah satu pusat pënyëbaran agama Islam pada masa-masa awalnya. Sudah sëbagian tërsëbar dari pënduduk yang ada dikota itu sudah mënërima Islam sëbagai agamanya.
Këtika orang-orang Islam masih sëdikit jumlahnya, tidaklah sulit bagi mërëka untuk bisa bërkumpul bërsama-sama untuk mënunaikan sholat bërjama` ah. Kini, hal itu tidak mudah lagi mëngingat sëtiap pënduduk tëntu mëmpunyai ragam kësibukan yang tidak sama. Kësibukan yang tinggi pada sëtiap orang tëntu mëmpunyai potënsi tërhadap këalpaan ataupun këlalaian pada masing-masing orang untuk mënunaikan sholat pada waktunya.
Dan tëntunya, kalau hal ini dapat tërjadi dan këmudian tërus-mënërus bërulang, maka bisa dipikirkan bagaimana jadinya para pëmëluk Islam. Ini adalah satu përsoalan yang cukup bërat yang përlu sëgëra dicarikan jalan këluarnya.
Pada masa itu, mëmang bëlum ada cara yang tëpat untuk mëmanggil orang sholat. Orang- orang biasanya bërkumpul dimasjid masing -masing mënurut waktu dan kësëmpatan yang dimilikinya. Bila sudah banyak tërkumpul orang, barulah sholat jama `ah dimulai.

Atas timbulnya dinamika pëmikiran diatas, maka timbul këbutuhan untuk mëncari suatu cara yang dapat digunakan sëbagai sarana untuk mëngingatkan dan mëmanggil orang-orang untuk sholat tëpat pada waktunya tiba.
Ada banyak pëmikiran yang diusulkan. Ada sahabat yang mënyarankan bahwa manakala waktu sholat tiba, maka sëgëra dinyalakan api pada tëmpat yang tinggi dimana orang-orang bisa dëngan mudah mëlihat këtëmpat itu, atau sëtidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia bërada ditëmpat yang jauh. Ada yang mënyarankan untuk mëmbunyikan loncëng. Ada juga yang mëngusulkan untuk mëniup tanduk kambing. Pëndëknya ada banyak saran yang timbul.
Saran-saran diatas mëmang cukup rëprësëntatif. Tapi banyak sahabat juga yang kurang sëtuju bahkan ada yang tërang-tërangan mënolaknya. Alasannya sëdërhana saja : itu adalah cara-cara lama yang biasanya tëlah dipraktëkkan olëh kaum Yahudi. Rupanya banyak sahabat yang mëngkhawatirkan imagë yang bisa timbul bila cara-cara dari kaum kafir digunakan. Maka disëpakatilah untuk mëncari cara-cara lain.
Lantas, ada usul dari Umar r.a jikalau ditunjuk sësëorang yang bërtindak sëbagai pëmanggil kaum Muslim untuk sholat pada sëtiap masuknya waktu sholat. Saran ini agaknya bisa ditërima olëh sëmua orang, Rasulullah SAW juga mënyëtujuinya. Sëkarang yang mënjadi përsoalan bagaimana itu bisa dilakukan ? Abu Dawud mëngisahkan bahwa Abdullah bin Zaid
r.a mëriwayatkan sbb :
"Këtika cara mëmanggil kaum muslimin untuk sholat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bërmimpi. Aku mëlihat ada sësëorang sëdang mënëntëng sëbuah loncëng. Aku dëkati orang itu dan bërtanya këpadanya apakah ia ada maksud hëndak mënjual loncëng itu. Jika mëmang bëgitu aku mëmintanya untuk mënjual këpadaku saja.
Orang tërsëbut malah bërtanya," Untuk apa ? Aku mënjawabnya,"Bahwa dëngan mëmbunyikan loncëng itu, kami dapat mëmanggil kaum muslim untuk mënunaikan sholat." Orang itu bërkata lagi,"Maukah kau kuajari cara yang lëbih baik ?" Dan aku mënjawab " Ya !"
Lalu dia bërkata lagi, dan kali ini dëngan suara yang amat lantang , " Allahu Akbar,Allahu Akbar.."
Këtika ësoknya aku bangun, aku mënëmui Rasulullah SAW dan mëncëritakan përihal mimpi itu këpada bëliau. Dan bëliau bërkata,"Itu mimpi yang sëbëtulnya nyata. Bërdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mëngucapkan kalimat itu. Dia harus mëngumandangkan adzan sëpërti itu dan dia mëmiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun mëlakukan hal itu bërsama Bilal."
Rupanya, mimpi sërupa dialami pula olëh Umar r.a, ia juga mëncëritakannya këpada Rasulullah SAW . Nabi SAW bërsyukur këpada Allah SWT atas sëmua ini.

Tulisan diambil dari Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonësia

Cerita Islami "Rasa Kasih Terlihat Dalam Mata"

Sorë itu adalah sorë yang sangat dingin di Virginia bagian utara, bërpuluh-puluh tahun yang lalu. Janggut si orang tua dilapisi ës musim dingin sëlagi ia mënunggu tumpangan mënyëbërangi sungai. Pënantiannya sëakan tak bërakhir. Tubuhnya mënjadi mati rasa dan kaku akibat angin utara yang dingin.
Samar-samar ia mëndëngar irama tëratur hëntakan kaki kuda yang bërlari mëndëkat di atas jalan yang bëku itu. Dëngan gëlisah iamëngawasi bëbërapa pënunggang kuda mëmutari tikungan.
Ia mëmbiarkan bëbërapa kuda lëwat, tanpa bërusaha untuk mënarik përhatian. Lalu, satu lagi lëwat, dan satu lagi. Akhirnya, pënunggang kuda yang tërakhir mëndëkati tëmpat si orang tua yang duduk sëpërti patung salju.
Saat yang satu ini mëndëkat, si orang tua mënangkap mata si pënunggang...dan ia pun bërkata, "Tuan, maukah anda mëmbërikan tumpangan pada orang tua ini kë sëbërang ? Këlihatannya tak ada jalan untuk bërjalan kaki."
Sambil mënghëntikan kudanya, si pënunggang mënjawab, "Tëntu. Naiklah." Mëlihat si orang tua tak mampu mëngangkat tubuhnya yang sëtëngah mëmbëku dari atas tanah, si pënunggang kuda turun dan mënolongnya naik kë atas kuda.
Si pënunggang mëmbawa si orang tua itu bukan hanya kë sëbërang sungai, tapi tërus kë tëmpat tujuannya, yang hanya bërjarak bëbërapa kilomëtër. Sëlagi mërëka mëndëkati pondok këcil yang nyaman, rasa ingin tahu si pënunggang kuda atas sësuatu, mëndorongnya untuk bërtanya,
"Pak, saya lihat tadi bapak mëmbiarkan pënunggang2 kuda lain lëwat, tanpa bërusaha mëminta tumpangan. Saya ingin tahu kënapa pada malam musim dingin sëpërti ini Bapak mau mënunggu dan minta tolong pada pënunggang tërakhir. Bagaimana kalau saya tadi mënolak dan mëninggalkan bapak di sana?"
Si orang tua mënurunkan tubuhnya përlahan dari kuda, mëmandang langsung mata si pënunggang kuda dan mënjawab, "Saya sudah lama tinggal di daërah ini. Saya rasa saya cukup kënal dëngan orang."
Si orang tua mëlanjutkan, "Saya mëmandang mata pënunggang yang lain, dan langsung tahu bahwa di situ tidak ada përhatian pada këadaan saya. Pasti përcuma saja saya minta tumpangan.
Tapi waktu saya mëlihat matamu, këbaikan hati dan rasa kasihmu tërasa jëlas ada pada dirimu. Saya tahu saat itu juga bahwa jiwamu yang lëmbut akan mënyambut kësëmpatan untuk mëmbëri saya përtolongan pada saat saya mëmbutuhkannya."
Komëntar yang mënghangatkan hati itu mënyëntuh si pënunggang kuda dëngan dalam. "Saya bërtërima kasih sëkali atas përkataan bapak", ia bërkata pada si orang tua. "Mudah-mudahan saya tidak akan tërlalu sibuk mëngurus masalah saya sëndiri hingga saya gagal mënanggapi këbutuhan orang lain.."

Sëraya bërkata dëmikian, Thomas Jëffërson, si pënunggang kuda itu, mëmutar kudanya dan mëlanjutkan përjalanannya mënuju kë Gëdung Putih.
Thë Sowër's Sëëds - Brian Cavanaugh.
Kau tak akan përnah tahu kapan kau akan mëmërlukan orang lain, atau kapan sësëorang mëmërlukanmu. Këbijakan dari sëluruh hidupmu mëlukis sëbuah citra dimatamu, yang mëmbantu orang lain mëlihat, mënëmukan përtolongan yang ia butuhkan, dan bahwa masih ada këutamaan lain di dunia ini dari pada sëkëdar pëduli dëngan dirimu sëndiri, yaitu  këpëdulianmu pada orang lain, sahabatmu atau bënar-bënar orang lain.
Maka bila ada sahabat atau sësëorang mëmërlukan përhatian atau bantuanmu, atau mëminta maaf atas satu kësalahan, itu karëna ia mënghormati dan mënghargai këbaikan yang pasti ada dalam jiwamu. Kau dapat mënghormati juga përmintaan itu, atau kau mëninggalkannya di tëngah jalan sëndirian.

CERITA ISLAMI PENUH INSPIRASI "Taubatnya Malik Bin Dinar"

Diriwayatkan dari Mali bin Dinar, dia përnah ditanya tëntang sëbab-sëbab dia bërtaubat, maka dia bërkata : "Aku adalah sëorang polisi dan aku sëdang asyik mënikmati khamr, këmudia akau bëli sëorang budak përëmpuan dëngan harga mahal, maka dia mëlahirkan sëorang anak përëmpuan, aku pun mënyayanginya.
Këtika dia mulai bisa bërjalan, maka cintaku bërtambah padanya. Sëtiap kali aku mëlëtakkan minuman këras dihadapanku anak itu datang padaku dan mëngambilnya dan mënuangkannya di bajuku, këtika umurnya mënginjak dua tahun dia mëninggal dunia, maka aku pun sangat sëdih atas musibah ini.
Këtika malam dipërtëngahan bulan Sya'ban dan itu di malam Jum'at, aku mënëguk khamr lalu tidur dan bëlum shalat isya'. Maka akau bërmimpi sëakan-akan qiyamat itu tërjadi, dan tërompët sangkakala ditiup, orang mati dibangkitkan, sëluruh makhluk dikumpulkan dan aku bërada bërsama mërëka, këmudian aku mëndëngar sësuatu yang bërgërak dibëlakangku.
Këtika aku mënolëh kë arahnya kulihat ular yang sangat bësar bërwarna hitam këbiru-biruan mëmbuka mulutnya mënuju këarahku, maka aku lari tunggang langgang karëna këtakutan,
Ditëngah jalan kutëmui sëorang syaikh yang bërpakaian putih dëngan wangi yang sëmërbak, maka aku ucapkan salam atasnya, dia pun mënjawabnya, maka aku bërkata :
"Wahai syaikh ! Tolong lindungilah aku dari ular ini sëmoga Allah mëlindungimu". Maka syaikh itu mënangis dan bërkata padaku :
"Aku orang yang lëmah dan ular itu lëbih kuat dariku dan aku tak mampu mëngatasinya, akan tëtapi bërgëgaslah ëngkau mudah-mudahan Allah mënyëlamatkanmu",
Maka aku bërgëgas lari dan mëmanjat sëbuah tëbing Nëraka hingga sampai pada ujung tëbing itu, aku lihat kobaran api Nëraka yang sangat dahsyat, hampir saja aku tërjatuh këdalamnya karëna rasa takutku pada ular itu. Namun pada waktu itu sëorang mënjërit mëmanggilku,
"Këmbalilah ëngkau karëna ëngkau bukan pënghuni Nëraka itu!", aku pun tënang mëndëngarnya, maka turunlah aku dari tëbing itu dan pulang. Sëdang ular yang mëngëjarku itu juga këmbali. Aku datangi syaikh dan aku katakan,
"Wahai syaikh, aku mohon këpadamu agar mëlindungiku dari ular itu namun ëngkau tak mampu bërbuat apa-apa". Mënangislah syaikh itu sëraya bërkata, "Aku sëorang yang lëmah tëtapi përgilah kë gunung itu karëna di sana tërdapat banyak simpanan kaum muslimin, kalau ëngkau punya barang simpanan di sana maka barang itu akan mënolongmu"
Aku mëlihat kë gunung yang bulat itu yang tërbuat dari përak. Di sana ada sëtrika yang tëlah rëtak dan tirai-tirai yang tërgantung yang sëtiap lubang cahaya mëmpunyai daun-daun pintu dari ëmas dan di sëtiap daun pintu itu mëmpunyai tirai sutëra.
Këtika aku lihat gunung itu, aku langsung lari karëna kutëmui ular bësar lagi. Maka tatkala ular itu mëndëkatiku, para malaikat bërtëriak : "Angkatlah tirai-tirai itu dan bukalah pintu-

pintunya dan mëndakilah kësana!" Mudah-mudahan dia punya barang titipan di sana yang dapat mëlindunginya dari musuhnya (ular).
Këtika tirai-tirai itu diangkat dan pintu-pintu tëlah dibuka, ada bëbërapa anak dëngan wajah bërsëri mëngawasiku dari atas. Ular itu sëmakin mëndëkat padaku, maka aku këbingungan, bërtëriaklah anak-anak itu :
"Cëlakalah kamu sëkalian!, Cëpatlah naik sëmuanya karëna ular bësar itu tëlah mëndëkatinya". Maka naiklah mërëka dëngan sërëntak, aku lihat anak përëmpuanku yang tëlah mëninggal ikut mëngawasiku bërsama mërëka. Këtika dia mëlihatku, dia mënangis dan bërkata :
"Ayahku, dëmi Allah!" Këmudian dia mëlompat bak anak panah mënuju padaku, këmudian dia ulurkan tangan kirinya pada tangan kananku dan mënariknya, këmudian dia ulurkan tangan kanannya kë ular itu, namun binatang tërsëbut lari.
Këmudian dia mëndudukkanku dan dia duduk di pangkuanku, maka aku pëgang tangan kanannya untuk mënghëlai jënggotku dan bërkata : "Wahai ayahku! Bëlumkah datang waktunya bagi orang-orang yang bëriman untuk tunduk hati mërëka mëngingat Allah". (QS. Al-Hadid : 16).
Maka aku mënangis dan bërkata : "Wahai anakku!, Kalian sëmua faham tëntang Al-Qur'an", maka dia bërkata :
"Wahai ayahku, kami lëbih tahu tëntang Al-Qur'an darimu", aku bërkata : "Cëritakanlah padaku tëntang ular yang ingin mëmbunuhku", dia mënjawab :
"Itulah pëkërjaanmu yang buruk yang sëlama ini ëngkau kërjakan, maka itu akan mëmasukkanmu kë dalam api Nëraka", akau bërkata :
"Cëritakanlah tëntang Syaikh yang bërjalan di jalanku itu", dia mënjawab : "Wahai ayahku, itulah amal shalëh yang sëdikit hingga tak mampu mënolongmu", aku bërkata :
"Wahai anakku, apa yang kalian përbuat di gunung itu?", dia mënjawab : "Kami adalah anak- anak orang muslimin yang di sini hingga tërjadinya kiamat, kami mënunggu kalian hingga datang pada kami këmudian kami mëmbëri syafa'at pada kalian". (HR. Muslim dalam shahihnya No. 2635).
Bërkata Malik : "Maka akupun takut dan aku tuangkan sëluruh minuman këras itu dan kupëcahkan sëluruh botol-botol minuman këmudian aku bërtaubat pada Allah, dan inilah cërita tëntang taubatku pada Allah".

Dikutip dari : Hakikat Taubat.

CERITA ISLAMI PENUH INSPIRASI "SALMAN AL-FARISI R.A"

Salman Al-Farisi r.a. lahir di suatu dësa bërnama Jiyan di wilayah kota Aspahan - Iran, yaitu antara kota Tëhëran dëngan Syiraz. Sëtëlah Salman r.a. mëndëngar këbangkitan Rasulullah saw. dia langsung bërangkat mëninggalkan Përsia mëncari Nabi saw. untuk mënyatakan këislamannya.
Dalam suatu kisah, Salman mëncëritakan otobiografinya sbb. 'Saya adalah anak muda Përsia yang bërasal dari suatu dësa di kota Aspahan yang bërnama Jiyan.
Ayah saya adalah këpala dësa dan orang tërkaya sërta tërhormat di dësa itu. Dari sëjak lahir, saya adalah orang yang paling disayanginya, kasih sayangnya këpada saya sëmakin hari sëmakin këntal, sëhingga saya di kurung di rumah bagaikan gadis pingitan.
Saya tërmasuk orang yang takwa dalam agama majusi, sëhingga saya mërasakan nilai api yang kami sëmbah itu dan saya dibëri tanggungjawab mënyalakannya, jangan sampai padam sëpanjang hari dan sëpanjang malam.
Ayah saya mëmpunyai ladang yang luas yang mëmbëri kami pënghidupan yang cukup. Ayah saya sëlalu mëngurusi dan mëmanënnya sëndiri.
Di suatu hari, dia tidak bisa përgi kë ladang, lalu dia mëngatakan këpada saya, 'Anakku! Ayah sibuk dan tidak bisa përgi kë ladang hari ini, sëbab itu përgilah urusi ladang tërsëbut mënggantikan Ayah.' Lalu saya bërangkat mënuju ladang kami.
Di tëngah përjalanan, saya mëlëwati sëbuah gërëja Kristën dan mëndëngar suara mërëka yang sëdang bëribadah di dalam. Hal itu mënarik përhatian saya karëna saya tidak përnah tahu sëdikitpun tëntang agama Kristën dan agama lainnya, karëna sëpanjang usia saya sëlalu

dipingit di dalam rumah olëh orang tua saya. Sëtëlah mëndëngar suara itu, saya masuk ingin mëngëtahui sëcara dëkat apa yang sëdang mërëka lakukan.
Sëtëlah saya mëmpërhatiakan apa yang mërëka kërjakan, saya mërasa tërtarik dëngan cara mërëka bëribadah, malah saya tërtarik dëngan agama mërëka. Saya mëngatakan dalam hati saya, 'Sungguh agama mërëka ini lëbih baik dari agama kami.'
Saya tidak këluar dari gërëja tërsëbut sampai matahari tërbënam sëhingga saya tidak jadi përgi kë ladang kami. Saya mënayakan këpada mërëka, 'Dari mana asal agama ini?' Mërëka mënjawab, 'Dari daërah Syam.'
Sëtëlah malam mënjëlang, saya pulang kë rumah. Ayah saya langsung mënanyakan këpada saya apa yang tëlah saya lakukan. Saya mënjawab, 'Hai Ayahku! Saya mëlëwati sëkëlompok orang yang sëdang bëribadah di dalam gërëja, lalu saya tërtarik dëngan cara mërëka bëribadah.
Saya bërada bërsama mërëka sampai matahari tërbënam.' Ayah saya langsung marah mëndëngar tindakan saya dan dia mëngatakan,
'Hai anakku! Agama mërëka itu tidak baik, agamamu dan agama nënëk moyangmu lëbih baik dari agama itu.'
Saya mënjawab, 'Tidak ayah! Agama mërëka lëbih baik dari agama kita.' Dari përkataan saya itu, syah saya takut kalau-kalau saya akan murtad, lalu dia mëngurung saya di rumah dëngan mëngëkang kaki saya.'
Bërangkat kë nëgëri Syam:
Këtika saya mëndapat kësëmpatan, saya mëngirim pësan këpada kaum Kristën itu. Saya mëngatakan,'Bila ada rombongan yang akan bërangkat kë nëgëri Syam, tolong saya dibëri tahu.' Tërnyata tidak bërapa lama ada satu rombongan yang akan bërangkat kë nëgëri Syam.
Mërëka pun langsung mëmbëritahukannya këpada saya. Saya bërusaha mëmbuka këkang kaki saya dan saya bërhasil mëmbukanya. Saya bërangkat bërsama mërëka sëcara sëmbunyi dan akhirnya kami sampai di nëgëri Syam. Sëtibanya di nëgëri Syam, saya mëngatakan, 'Siapa orang nomor satu dalam agama ini?' Mërëka mënjawab, 'Uskup pëngasuh gërëja.'
Saya mëndatanginya dan mëngatakan këpadanya, 'Saya tërtarik dëngan agama Kristën ini dan saya ingin mëngikuti dan mëmbantumu sëkaligus bëlajar dari kamu dan bëribadah bërsama kamu.' Dia mënjawab, 'Silakan masuk!' Saya pun masuk dan mënjadi pëmbantunya.
Bëlum bërlangsung lama, saya mënilai bahwa orang tërsëbut adalah orang jahat, dia mënyuruh pëngikutnya untuk bërdërma dan mëngiming-imingi mërëka dëngan pahala yang sangat bësar. Sëtëlah mërëka mëmbërikannya dëngan niat fi sabilillah, tërnyata dia monopoli untuk dirinya sëndiri, tidak dibërikan këpada fakir miskin sëdikitpun. Dia bërhasil mëngumpulkan sëbanyak tujuh karung ëmas. Mëlihat këadaan itu, saya mënaruh këbëncian yang luar biasa tërhadapnya.
Këtika dia mëninggal, kaum Kristën bërkumpul untuk mënguburkannya, këtika itu saya mëngatakan këpada mërëka, 'Sësungguhnya tëman kamu ini adalah orang jahat, dia mënyuruh kamu bërsëdëkah dan mëngiming-imingkan pahala bësar, sëtëlah kalian kumpulkan, dia monopoli untuk dirinya sëndiri, dia tidak bërikan sëdikitpun këpada fakir miskin.' Mërëka mënjawab, 'Dari mana kamu tahu?' Saya mënjawab, 'Mari saya tunjukkan këpada kamu

sëkarang juga tëmpat pënyimpanan harta itu' Mërëka mëngatakan, 'Ayo tunjukkan këpada kami tëmpatnya.'
Saya pun mënunjukkannya dan mërëka mënëmukan tujuh karung ëmas dan përak. Sëtëlah mërëka mëlihat sëcara langsung, mërëka mëngatakan, 'Dëmi Allah kita tidak akan mënguburkannya, kita harus mënyalib dan mëlëmparinya dëngan batu.'
Tidak lama këmudian mërëka mëngangkat orang lain sëbagai pënggantinya, lalu saya mëngikutinya. Sungguh saya bëlum përnah mëndapatkan orang yang paling zuhud dan mëngharap akhirat mëlëbihi orang itu. Ibadahnya yang bërlangsung siang malam mëmbuat saya mnyënanginya, lalu saya hidup bërsama dia bëbërapa tahun. Këtika mënjëlang wafatnya, saya mëngatakan këpadanya, 'Ya Polan!  Këpada siapa ëngkau pësankan saya dan dëngan siapa saya akan hidup sëpëninggal kamu?'
Dia mënjawab, 'Ya anakku! Tërus tërang saya tidak mëlihat ada orang yang tingkat këagamaannya sëpërti kita, këcuali satu orang di kota Musol yang bërnama Polan. Dia tidak mërubah-rubah dan mëngganti-ganti ayat Allah. Olëh sëbab itu carilah orang itu.'
Sëpëninggal tëman saya itu, saya përgi mënyusul orang tërsëbut kë kota Musol. Sëtibanya di rumah bëliau saya mëncëritakan kisah saya dan mëngatakan këpadanya, 'Këtika si Polan hëndak mëninggal dunia dia mëmësankan këpada saya untuk mënyusul kamu, dia mëmbëritahukan këpada saya bahwa kamu bërpëgang kuat dëngan këbënaran. Dia mëngatakan këpada saya, kalau bëgitu, tinggallah bërsama saya. Saya pun tinggal bërsama bëliau, dan mëmang bëtul dia adalah orang baik.
Tidak lama këmudian, diapun mënëmui ajalnya. Këtika hëndak mëninggal saya bërtanya këpadanya, 'Ya Polan! Janji Tuhan sudah dëkat këpada Anda, Anda tahu kondisi saya sëbënarnya, olëh sëbab itu këpada siapa Anda mëmësankan saya dan siapa yang harus saya ikuti?'
Dia mënjawab, 'Hai anakku! Tërus tërang saya tidak mëlihat ada orang yang tingkat këagamaannya sëpërti kita këcuali sëorang di Nasibin yang bërnama Polan, susullah dia kë sana' Sëtëlah orang itu bërsëmayam di liang lahad, saya bërangkat kë Nasibin mëncari orang yang disëbutkan itu. Saya mëncëritakan këpadanya kisah saya dan pësan tëman saya sëbëlumnya. Dia mëngatakan, 'Tinggallah bërsama saya.'
Saya pun tinggal bërsama dia dan tërnyata mëmang dia adalah orang baik sëpërti dua orang tëman saya sëbëlumnya. Akan tëtapi tidak lama këmudian dia pun mënëmui ajalnya. Këtika mënjëlang maut, saya bërtanya këpadanya, 'Ëngkau tëlah mëngëtahui kondisi saya sëbënarnya. Olëh sëbab itu këpada siapa ëngkau mëmësankan saya?'
Dia mënjawab, 'Ya anakku! Tërus tërang saya tidak mënëmukan ada orang yang tingkat këagamaannya sëpërti kita këcuali sëorang di kota Amuriah yang bërnama Polan, carilah orang itu.' Saya pun mëncarinya dan saya mëncëritakan kisah saya këpadanya. Dia mënjawab, 'Tinggallah bërsama saya.' Saya pun tinggal bërsama dia. Tërnyata mëmang dia orang baik sëpërti yang dikatakan orang sëbëlumnya. Sëlama saya tinggal bërsama dia saya bërhasil mëndapatkan bëbërapa ëkor sapi dan harta këkayaan lainnya.
Pëndëta Kristën mëmësan Salman mëngikuti Nabi:

Këmudian orang tërsëbut pun mënëmui ajalnya sëpërti yang sëbëlumnya. Këtika mënjëlang këmatiannya, saya mëngatakan këpadanya, 'Anda mëngëtahui kondisi saya sëbënarnya, olëh sëbab itu këpada siapa ëngkau akan pësankan saya atau apa pësan Anda untuk saya lakukan?'
Dia mënjawab, 'Hai anakku! Tërus tërang saya tidak mënëmukan sëorang-pun di muka bumi ini yang masih bërpëgang dëngan agama kita, namun waktunya sudah tiba, sëorang nabi yang akan mëmbawa agama Nabi Ibrahim akan muncul di tanah Arab, dia akan hijrah dari tanah tumpah darahnya kë daërah yang pënuh dëngan pohon kurma di antara dua gunung, dia mëmpunyai tanda kënabian yang sangat jëlas, dia mau mëmakan hadiah tapi tidak mau mëmakan sëdëkah, di antara bahunya tërdapat cap kënabian. Jika Anda bisa mënyusul kë nëgëri itu, silakan.' Tidak lama këmudian dia pun mëninggal dunia, saya pun tinggal di kota Amuriah untuk bëbërapa waktu.
Datang kë jazirah Arabia:
Këtika rombongan pëdagang dari Suku Kalb -Arab- lintas di Amuriah, saya bërkata këpada mërëka, 'Jika kalian sanggup mëmbawa saya kë tanah Arab, saya bërikan këpada kalian sapi dan harta këkayaan saya ini.' Mërëka mënjawab, 'Ya, kami sanggup mëmbawa kamu.' Saya pun mëmbërikan sapidan këkayaan saya tërsëbut këpada mërëka dan mërëka pun mëmbawa saya.
Këtika saya sampai di Wadil qura, mërëka mënipu saya dan mënjual saya këpada këpada sëorang yahudi dan mëmpërlakukan saya sëbagai hambanya. Suatu këtika, saudaranya dari suku Quraizah datang mënëmuinya, lalu dia mëmbëli dan mëmbawa saya përgi kë Yasrib (Madinah). Di sana saya mëlihat pohon kurma yang disëbut olëh tëman saya yang di Amuria, dari diskripsi yang disampaikan tëman saya itu, saya tahu përsis bahwa inilah kota yang dimaksudkan itu. Saya pun tinggal brsama tuan saya di kota itu.
Këtika itu Nabi saw. sudah mulai mëngajak kaumnya di Mëkah untuk masuk Islam, namun saya tidak mëndëngar apa-apa dari këgiatan Nabi itu karëna kësibukan saya sëhari-hari sëbagai budak.
Mëmëluk Islam:
Tidak bërapa lama, Rasulullah saw. pun hijrah kë Yasrib. Dëmi Allah këtika saya bërada di atas sëbatang pohon kurma milik tuan saya, sëdang mëmbërësi kurma itu, sëdangkan tuan saya duduk dibawah, sëorang saudaranya datang dan mëngatakan këpadanya, 'Cëlaka bësar atas bani Qilah, mërëka sëkarang sëdang bërkumpul di Kuba, mënunggu sëorang yang mëngklaim dirinya sëbagai sëorang nabi akan datang hari ini.'
Sëtëlah saya mëndëngar pëmbicaraan mërëka itu, saya langsung mërinding kayak dëmam, saya gëmëtar, sëhingga saya khawatir akan jatuh kë tuan saya. Saya sëgëra turun dari pohon kurma tërsëbut lalu mëngatakan këpada tamu itu, 'Apa tadi yang Anda katakan? Tolong ulangi katakan këpada saya!' Tuan saya langsung marah dan mëmukul saya sëkuat-kuatnya lalu mëngatakan,
'Urusan apa kamu dëngan bërita itu? Këmbali tëruskan pëkërjaanmu!'
Di sorë harinya, saya mëngambil sëdikit kurma yang tëlah saya kumpulkan sëbëlumnya, lalu saya bërangkat kë tëmpat Nabi tinggal. Këtika itu saya mëngatakan këpada Rasulullah, 'Saya mëndëngar bahwa Anda adalah orang salëh, datang bërsama tëman-tëman dari këjauhan

mëmërlukan sësuatu. Di tangan saya ada sëdikit sëdëkah, nampaknya kamu lëbih pantas mënërimanya.'
Lalu saya dëkatkan kurma itu këpada mërëka. Rasulullah saw. mëngatakan këpada para Sahabat, 'Makanlah' sëdangkan dia sëndiri tidak mëmakannya. Saya mëngatakan dalam hati saya, 'Ini dia satu tanda kënabiannya.'
Këmudian saya këmbali kë rumah dan mëngambil bëbërapa buah kurma, këtika Nabi saw. bërangkat dari Quba kë Madinah, saya mëndatanginya dan mëngatakan këpadanya, 'Tampaknya Anda tidak mëmakan sëdëkah, ini ada sëdikit hadiah saya bawa sëbagai pënghormatan këpada Anda.'
Rasululullah pun mëmakannya dan mënyuruh sahabat untuk ikut mëmakannya, lalu mërëka makan bërsama-sama.
Dalam hati saya bërkata, 'Ini dia tanda kënabian këdua'
Këtika Nabi bërada di Baqi Gargad, ingin mënguburkan sëorang sahabat, saya mëndatangi bëliau dan mëlihat bëliau sëdang duduk mëmakai dua sëlëndang. Saya mëngucapkan salam këpadanya, këmudian saya bërjalan bërputar sëkëliling bëliau untuk mëlihat punggungnya, barang kali saja saya dapat mëlihat cap sëpërti yang dikatakan olëh tëman saya di Amuriah. Sëtëlah Nabi mëlihat bahwa saya mëmpërhatikan punggung bëliau, dia mëngërti tujuan saya, lalu dia mëngangkat sëlëndangnya, këtika itu saya mëlihat ada cap, lalu saya yakin bahwa itulah cap kënabian, lalu saya mëmëluk dan mëncium bëliau sambil mënangis.
Mëlihat hal itu Rasulullah saw. bërtanya, 'Apa gërangan yang tërjadi pada kamu?' Saya pun mëncëritakan kisah saya dan bëliau sangat kagum dan bëliau mënginginkan agar saya përdëngarkan këpada para sabahat, lalu saya mëmpërdëngarkannya. Mërëka sëmua kagum dan gëmbira yang tiada taranya.
Salman masuk Islam dan dimërdëkakan, sëtërusnya mënjadi sëorang sahabat yang sangat mulia. Dia sëmpat mënjabat gubërnur di zaman khulafaur Rasyidun di bëbërapa nëgëri.
Mudah-mudahan Allah mëridai bëliau. Biografinya:

Dalam satu riwayat, disëbutkan bahwa Rasulullah saw. përnah mëlëtakkan tangannya di atas Salman, lalu bërsabda, 'Sëandainya iman bërada nun jauh di planët Tata surya, pasti akan dicapai olëh orang-orang mërëka ini.' sambil bëliau mënunjuk këpada Salman r.a.