WASPADA PENIPUAN!!
Di artikel ini saya Atas Nama EKO NOPRIZON menyampaiakan bahwa apabila ada toko online shop yang menggunakan foto ktp dan identitas asli saya maka itu adalah penipuan, saya tidak pernah membuka atau menjalankan online shop. saya malah menjadi korban penipuan dari online shop Arbany Phone.
berikut saya jelaskan modusnya, pihak penjual biasanya menjual barang jauh dari harga pasar, tentu kita sebagai pembeli akan tergiur, kita chatting dan deal masalah harga, seperti biasa penjual meminta kita mengisi form pembelian, dan ada yang aneh, dia meminta kita mengirimkan foto ktp, (disini saya tertipu, meski uang belum saya transfer tapi saya sudah mengisi form dan mengirimkan foto copy ktp asli saya), saya curiga karena cara chat dan panggilannya berubah rubah, saya search di internet dan ternyata benar itu adalah penipuan, saya segera tarik foto copy ktp saya, dan mengatakan transaksi batal dan saya mengirimkan foto capture bukti2 yang saya kumpulkan, si penipu mengirim chat yang mengatakan dia akan menggunakan ktp saya untuk aksi selanjutnya, hati hati..cukup saya sendiri yang menjadi korban.
demikian klarifikasi ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Wednesday, August 2, 2017
Saturday, January 14, 2017
STASIUN KLARIFIKASI PKS

TUJUAN BELAJAR
Umum
Peserta dapat mengetahui kegiatan-kegiatan dan
peralatan di stasiun klarifikasi.
WATER DILUTION TANK
Water Dilution berfungsi untuk mengencerkan
Crude Oil hasil pressan, sehingga lebih mudah mengalir dan juga akan
mempermudah proses pemisahan antara minyak dengan sludge di Continous
Settling Tank (CST). Terdapat dua buah Water Dilution yaitu yang
menggunakan air panas (Hot Water Dilution) dan air kondensat. Water
dilution tank dilengkapi dengan steam coil yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur air dilution hingga mencapai 90-95oC. Volume air dilution
diatur disesuaikan dengan kapasitas olah, biasanya berkisar antara 25-35% dari
TBS olah.

Gbr. Dilution Water
Control Tank
OIL GUTTER
Oil gutter berfungsi sebagai tempat
penampungan crude oil dari hasil pengempresan untuk disalurkan ke sandtrap
tank. Selain itu juga sebagai tempat pengenceran crude oil dengan menggunakan
condensate dilution maupun hot dilution water.

Gbr. Oil Gutter
SANDTRAP TANK
Sandtrap tank berfungsi sebagai tempat
penangkapan pasir ataupun material yang lebih berat lainnya dari dalam crude
oil, sehingga dapat mengurangi keausan pada vicrating screen. Crude oil dari
oil gutter dialirkan ke sandtrap secara cyclone, karena aliran cyclone (gaya sentrifugal)
tersebut menyebabkan pasir atau material yang lebih berat akan terseret ke
bawah sedangkan crude oil yang lebih ringan cenderung akan berada pada bagian
atas. Dengan menggunakan skimmer, crude oil yang berada pada lapisan atas
tersebut ditangkap untuk dialirkan ke proses selanjutnya. Pasir yang tertangkap
di sandtrap setiap 4 jam dibuang (drain)

Gbr. Sand Trap Tank
VIBRATING SCREEN
Vibrating screen pada dasarnya adalah tapisan
bergetar yang berfungsi untuk memisahkan crude oil dari padatan/solid kasar.
Untuk mendapatkan hasil penyaringan yang optimal pada umumnya vibrating screen
menggunakan dua kali penapisan yaitu sreen pertama 20 mesh dan sreen kedua 40
mesh. Crude oil yang sudah dikurangi material beratnya oleh Sand Trap Tank
dimasukkan ke bagian atas vibrating screen, crude oil hasil penapisan akan
dialirkan ke dalam Crude Oil Tank, sedangkan padatan/solid yang masih banyak
mengandung minyak dikembalikan ke Fruit Elevator melalui Waste Conveyor untuk
daur ulang.
CRUDE OIL TANK
COT berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari vibrating screen. Selain itu
juga sebagai tempat penampungan sementara CO dari Vibrating Screen sebelum
dipompakan ke Continous Settling Tank (CST).
CONTINOUS SETTLING TANK
Continous settling tank (CST) berfungsi untuk
memisahkan crude oil dengan sludge, berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis.
Keberhasilan kerja SCT sangat tergantung pada keberhasilan stasiun sebelumnya.

Gbr. Continous
Settling Tank dan Bagian-bagiannya
WET OIL TANK
Wet Oil Tank (WOT) berfungsi untuk menampung
minyak dari CST dan menjaga panas minyak pada suhu 90–95oC, hal ini
sangat bermanfaat bagi proses selanjutnya apalagi pada proses selanjutnya tidak
ada penambahan panas. Selain itu sebagian kotoran dapat dikurangi akibat gaya
gravitasi dan waktu tunggu minyak dalam WOT, zat yang memiliki berat jenis yang
lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Untuk menjaga
temperatur minyak, WOT dilengkapi dengan pipa coil pemanas.

Gbr. Wet Oil Tank dan
Bagiannya
OIL PURIFIER
Oil purifier berfungsi untuk memurnikan minyak
dengan mengurangi kadar kotoran di dalamnya. Oil purifier bekerja berdasarkan
gaya sentrifugal, sehingga dapat dipisahkan fraksi dengan berat jenis yang
ringan dengan fraksi yang berberat jenis lebih tinggi.
VACUUM DRIER
Vacuum drier berfungsi mengeringkan minyak
dengan mengurangi kadar air dari dalam minyak dengan kondisi vacuum. Minyak
yang masih mengandung air perlu dikeringkan air air tersebut tidak lagi
berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Keberhasilan tugas
dari vacuum drier adalah kadar air di dalam CPO produksi 0.15 % maksimum.

Gbr. Vacuum Drier
TRANSFER PUMP
Transfer pump berfungsi untuk mengalirkan
minyak (dried oil) keluaran vacuum drier ke Storage Tank. Transper Pump
menggunakan pompa jenis multistage dengan kapasitas di atas 30 m3/jam.
Penggunaan pompa multistage disebabkan kondisi vacuum di dalam vacuum drier
membutuhkan kekuatan pompa untuk menarik minyak yang telah dikeringkan ke
bawah.
STORAGE TANK
CPO strorage tank dan despatch berfungsi
sebagai alat ukur dan menimbun CPO, menjaga mutu serta meneruskannya ke alat
transport pembeli. Selain itu storage tank juga berfungsi untuk melakukan
pemisahan minyak sesuai dengan mutu produksi.
DESPATCH PUMP
Despatch pump berfungsi untuk memompakan
minyak ke mobil pengangkutan CPO. Despatch Pump dibuat di sekitar storage tank,
dengan pipa discharge-nya berada di atas jembatan pengisian minyak. Selain itu
juga digunakan untuk melakukan blending minyak, sehingga didapatkan kualitas
minyak yang sesuai dengan standar.
SLUDGE TANK
Sludge tank berfungsi untuk menampung dan
menjaga panas sludge dari sludge underflow CST pada suhu 90–950C
sebelum diolah oleh sludge separator. Jika menggunakan pemanasan dengan steam
injection, perlu dilakukan pengontrolan agar tidak sampai bergolak (mendidih)
yang mengakibatkan terjadinya emulsi sehingga menyulitkan pemisahkan minyak
pada sludge oil recovery tank/ Fat Fit.
SAND CYCLONE
Sand Cyclone berfungsi untuk mengambil pasir
halus yang masih terdapat di dalam sludge sebelum diolah pada sludge separator,
agar peralatan pada sludge separator dapar terbebas dari keausan dini.
Pemisahan dilakukan dengan prinsip sentrifuse di mana bagian dengan berat jenis
yang lebih berat akan terlempar ke bagian luar dan di alirkan ke bagian bawah
(ceramic cone). Sedangkan bagian dengan berat jenis yang lebih ringan akan
terlempar ke bagian tengah dan dialirkan ke outlet sand cyclone.
BUFFER TANK
Buffer tank berfungsi untuk tangki penyangga
feeding sludge separator, agar tercapai tekanan feeding yang diinginkan,
sehingga buffer tank biasanya dibuat lebih tinggi posisinya dari sludge
separator.
BRUSH STRAINER
Brush Strainer berfungsi untuk mengambil fiber
halus/solid yang ada dalam sludge sebelum diolah pada sludge separator.
Pemisahan dilakukan dengan sistem saring, yang terdiri dari strainer dan
dilengkapi dengan brush berputar di bagian dalam stainer. Penyaringan dilakukan
oleh strainer, sedangkan brush berfungsi untuk melakukan pembersihan strainer
sehingga lubang strainer tidak tertutup oleh lumpur dan solid. Dengan demikian
solid dapat tertangkap dan dibuang melalui lubang pembuangannya.

Gbr. Brush Strainer
SLUDGE SEPARATOR
Sludge Separator berfungsi memisahkan minyak
dari sludge secara mekanis, memanfaatkan prinsip kerja sentripugal dan
perbedaan berat jenis antara minyak dengan sludge.

Gbr. Sludge Separator
dan Bagian-bagiannya

RECLAIMED OIL TANK
Reclimed oil tank berfungsi untuk menampung
minyak dari sludge separator, drain tangki–tangki atau kebocoran sebelum di
recycle ke Crude Oil Tank atau ke Distribution Tank di CST. Reclaimed oil tank
dibuat berada pada posisi di bawah lantai, dan berikan steam coil untuk menjaga
temperatur sludge yang akan dikirim ke distribution tank atau ke COT.
DEOLING TANK
Deoling Tank berfungsi mengambil minyak dari
sludge tahap terakhir dari fat pit sebelum dikirim ke effluent treatment.
Sludge yang masuk ke fat pit masih mengandung minyak, yang berasal dari outlet
sludge separator yang tidak standar, bekas cucian tumpahan minyak dan air
kondensat rebusan. Sludge yang masih banyak mengandung minyak selain
meningkatkan losis juga akan menyebabkan masalah pada effluent treatment. Oleh
karena itu, diperlukan pengutipan minyak dari fat pit tersebut.
SLUDGE SETTLING TANK
Sludge Settling Tank berfungsi untuk mengutip
oily sludge dari tangkapan di deoling tank. Sludge settling tank terdiri dari
tangki persegi empat yang terbagi atas 2 bagian. Bagian pertama adalah tempat
masuknya sludge, oily sludge dikutip secara overflow dengan menggunakan talang,
yang kemudian dialirkan ke bagian dua. Dari bagian ini oily sludge dipompakan
ke distribution tank untuk dikirimkan ke CST.
FAT PIT
Fat pit merupakan kolam penampungan sludge,
tumpahan minyak, air kondensat dan air cucian PKS. Jika sludge yang masuk ke
fat pit masih banyak mengandung minyak akan dipompakan ke dalam Deoiling Tank,
untuk dikutip minyaknya. Apabila kandungan minyak dalam sludge sudah rendah
(maksimum 0,6%) akan dipompakan ke Cooling Pond sebagai effluent. Selain itu
dipersiapkan juga sebuah pompa recycle, jika tumpahan minyak di dalam fat pit
sangat banyak dan mutu ALB-nya masih rendah untuk dipompakan langsung ke Crude
Oil Tank.

Sunday, January 1, 2017
Cerita Islami "Kalung Annisa"
Ini cërita tëntang Anisa, sëorang gadis këcil yang cëria
bërusia Lima tahun. Pada suatu sorë,
Anisa mënëmani Ibunya bërbëlanja di suatu supërmarkët. Këtika sëdang mënunggu
giliran mëmbayar, Anisa mëlihat sëbëntuk kalung mutiara mungil bërwarna putih
bërkilauan, tërgantung dalam sëbuah kotak bërwarna pink yang sangat cantik.
Kalung itu nampak bëgitu indah, sëhingga Anisa sangat ingin
mëmilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan bërkëbëratan. Sëpërti
biasanya, sëbëlum bërangkat kë supërmarkët dia sudah bërjanji tidak akan
mëminta apapun sëlain yang sudah disëtujui untuk dibëli.
Dan tadi Ibunya sudah mënyëtujui untuk mëmbëlikannya kaos kaki
bër-rënda yang cantik. Namun karëna kalung itu sangat indah, dibëranikannya
bërtanya.
"Ibu, bolëhkah Anisa mëmiliki kalung ini? Ibu bolëh
këmbalikan kaos kaki yang tadi... "
Sang Bunda sëgëra mëngambil kotak kalung dari tangan Anisa.
Dibaliknya tërtëra harga Rp 15,000.
Dilihatnya mata Anisa yang mëmandangnya dëngan pënuh harap dan
cëmas. Sëbënarnya dia bisa saja langsung mëmbëlikan kalung itu, namun ia tak
mau bërsikap tidak konsistën...
"Okë ... Anisa, kamu bolëh mëmiliki Kalung ini. Tapi
këmbalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karëna harga kalung ini lëbih
mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu dëpan.
Sëtuju ?"
Anisa mëngangguk lëga, dan sëgëra bërlari riang mëngëmbalikan
kaos kaki kë raknya. "Tërimakasih..., Ibu"
Anisa sangat mënyukai dan mënyayangi kalung mutiaranya. Mënurutnya,
kalung itu mëmbuatnya nampak cantik dan dëwasa. Dia mërasa sëcantik Ibunya.
Kalung itu tak përnah lëpas dari lëhërnya, bahkan këtika tidur.
Kalung itu hanya dilëpasnya jika dia mandi atau bërënang.
Sëbab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan mëmbuat lëhërnya
mënjadi hijau...
Sëtiap malam sëbëlum tidur, ayah Anisa mëmbacakan cërita
pëngantar tidur. Pada suatu malam, këtika sëlësai mëmbacakan sëbuah cërita,
Ayah bërtanya "Anisa..., Anisa sayang Ënggak sama Ayah
?" "Tëntu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !"
"Kalau bëgitu, bërikan këpada Ayah kalung mutiaramu...
"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah bolëh ambil "si
Ratu" bonëka kuda dari nënëk... ! Itu kësayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mëncium
pipi Anisa sëbëlum këluar dari kamar Anisa.
Kira-kira sëminggu bërikutnya, sëtëlah sëlësai mëmbacakan cërita,
Ayah bërtanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?"
"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sëkali pada
Ayah?". "Kalau bëgitu, bërikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah bolëh ambil bonëka
Barbië ini.."Kata Anisa sëraya mënyërahkan bonëka Barbië yang sëlalu
mënëmaninya bërmain.
Bëbërapa malam këmudian, këtika Ayah masuk kë kamarnya, Anisa
sëdang duduk di atas tëmpat tidurnya. Këtika didëkati, Anisa rupanya sëdang
mënangis diam-diam. Këdua tangannya tërgënggam di atas pangkuan. air mata
mëmbasahi pipinya..."Ada apa Anisa, kënapa Anisa ?" Tanpa bërucap
sëpatah pun, Anisa mëmbuka tangannya.
Di dalamnya mëlingkar cantik kalung mutiara kësayangannya"
Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa"
Ayah tërsënyum mëngërti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil
Anisa. Kalung itu dimasukkan kë dalam kantong cëlana. Dan dari kantong yang
satunya, dikëluarkan sëbëntuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dëngan
kalung yang sangat disayangi Anisa..."Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan
? Mëmang bëgitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan mëmbuat lëhërmu mënjadi
hijau"
Ya..., tërnyata Ayah mëmbërikan kalung mutiara asli untuk
mënggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.
Dëmikian pula halnya dëngan Allah S.W.T. tërkadang Dia mëminta
sësuatu dari kita, karëna Dia bërkënan untuk mënggantikannya dëngan yang lëbih
baik. Namun, kadang-kadang kita sëpërti atau bahkan lëbih naif dari Anisa :
Mënggënggam ërat sësuatu yang kita anggap amat bërharga, dan olëh karënanya
tidak ikhlas bila harus këhilangan. Untuk itulah përlunya sikap ikhlas, karëna
kita yakin tidak akan Allah mëngambil sësuatu dari kita jika tidak akan
mënggantinya dëngan yang lëbih baik.
Cerita Islami "Nasehat Penguasa"
Mëngatakan këbënaran këpada pënguasa yang mënyëlëwëng mëmang
përlu këbëranian yang tinggi, sëbab rësikonya bësar. Bisa-bisa akan këhilangan
këbëbasan, mëndëkam dalam pënjara, bahkan lëbih jauh lagi dari itu, nyawa bisa
mëlayang. Karëna itu, tidaklah mënghërankan këtika pada suatu saat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya olëh sëorang sahabat përihal përjuangan
apa yang paling utama, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun
mënjawab, "Mëngatakan këbënaran këpada pënguasa yang mënyëlëwëng."
Dëmikian sabda Tasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
sëbagaimana yang dikisahkan dalam sëbuah hadis yang diriwayatkan olëh Imam
an-Nasa'i, Abu Daud, dan Tirmidzi, bërdasarkan pënuturan Abu Sa'id al-Khudry
Radhiyallahu 'anhu, dan Abu Abdillah Thariq bin Syihab al- Bajily al-Ahnasyi.
Olëh sëbab itu, sëdikit sëkali orang yang bërani mëlakukannya, yakni mëngatakan
këbënaran këpada pënguasa yang mënyëlëwëng.
Di antara yang sëdikit itu (orang yang pëmbërani) tërdapatlah
nama Thawus al-Yamani. Ia adalah sëorang tabi'in, yakni gënërasi yang hidup
sëtëlah para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bërtëmu dëngan mërëka
dan bëlajar dari mërëka. Dikisahkan, suatu këtika Hisyam bin Abdul Malik,
sëorang khalifah dari Bani Umayyah, mëlakukan përjalanan kë Mëkah
guna mëlaksanakan ibadah haji. Di saat itu bëliau mëminta agar
dipërtëmukan dëngan salah sëorang sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam yang hidup. Namun sayang, tërnyata këtika itu tak sëorang pun sahabat
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang masih hidup. Sëmua sudah wafat.
Sëbagai gantinya, bëliau pun mëminta agar dipërtëmukan dëngan sëorang tabi'in.
Datanglah Thawus al-Yamani mënghadap sëbagai wakil dari para
tabi'in. Këtika mënghadap, Thawus al-Yamani mënanggalkan alas kakinya përsis
këtika akan mënginjak përmadani yang dibëntangkan di hadapan khalifah. Këmudia
ia langsung saja nyëlonong masuk kë dalam tanpa mëngucapkan salam përhormatan
pada khalifah yang tëngah duduk mënanti këdatangannya. Thawus al-Yamani hanya
mëngucapkan salam biasa saja, "Assalamu'alaikum," langsung duduk di
samping khalifah sëraya bërtanya, "Bagaimanakah këadaanmu, wahai
Hisyam?"
Mëlihat përilaku Thawus sëpërti itu, khalifah mërasa tërsinggung.
Bëliau murka bukan main. Hampir saja bëliau mëmërintahkan këpada para
pëngawalnya untuk mëmbunuh Thawus.
Mëlihat gëlagat yang dëmikian, buru-buru Thawus bërkata,
"Ingat, Anda bërada dalam wilayah haramullah dan haramurasulihi (tanah
suci Allah dan tanah suci Rasul-Nya). Karëna itu, dëmi tëmpat yang mulia ini,
Anda tidak dipërkënankan mëlakukan përbuatan buruk sëpërti itu!"
"Lalu apa maksudmu mëlakukakan sëmua ini?" tanya
khalifah. "Apa yang aku lakukan?" Thawus balik bërtanya.
Dëngan gëram khalifah pun bërkata, "Kamu tanggalkan alas
kaki përsis di dëpan përmadaniku. Kamu masuk tanpa mëngucapkan salam
pënghormatan këpadaku sëbagai khalifah, dan juga tidak mëncium tanganku. Lalu,
kamu juga mëmanggilku hanya dëngan nama këcilku, tanpa gëlar dan kun-yahku.
Dan, sudah bëgitu, kamu bërani pula duduk di sampingku tanpa sëizinku.
Apakah sëmua itu bukan pënghinaan tërhadapku?"
"Wahai Hisyam!" jawab Thawus, "Kutanggalkan alas
kakiku karëna aku juga mënanggalkannya lima kali sëhari këtika aku mënghadap
Tuhanku, Allah 'Azza wa Jalla. Dia tidak marah, apalagi murka këpadaku lantaran
itu."
"Aku tidak mëncium tanganmu lantaran kudëngar Amirul
Mukminin Ali Radhiyallahu 'anhu përnah bërkata bahwa sëorang tidak bolëh
mëncium tangan orang lain, këcuali tangan istrinya karëna syahwat atau tangan anak-anaknya
karëna kasih sayang."
"Aku tidak mëngucapkan salam pënghormatan dan tidak
mënyëbutmu dëngan kata-kata amiirul mukminin lantaran tidak sëmua rëla dëngan
këpëmimpinanmu; karënanya aku ënggan untuk bërbohong."
"Aku tidak mëmanggilmu dëngan sëbutan gëlar këbësaran dan
kun-yah lantaran Allah mëmanggil para këkasih-Nya di dalam Alquran hanya dëngan
sëbutan nama sëmata, sëpërti ya Daud, ya Yahya, ya 'Isa; dan mëmanggil
musuh-musuh-Nya dëngan sëbutan kun-yah sëpërti Abu Lahab...."
"Aku duduk përsis di sampingmu lantaran kudëngar Amiirul
Mukminin Ali Radhiyallahu 'anhu përnah bërkata bila kamu ingin mëlihat calon
pënghuni nëraka, maka lihatlah orang yang duduk sëmëntara orang di sëkitarnya
tëgak bërdiri."
Mëndëngar jawaban Thawus yang panjang lëbar itu, dan juga
këbënaran yang tërkandung di dalamnya, khalifah pun tafakkur karënanya. Lalu ia
bërkata, "Bënar sëkali apa yang Anda katakan itu. Nah, sëkarang bërilah
aku nasëhat sëhubungan dëngan këdudukan ini!"
"Kudëngar Amiirul Mukminin Ali Radhiyallahu 'anhu bërkata
dalam sëbuah nasëhatnya," jawab Thawus, "Sësungguhnya dalam api
nëraka itu ada ular-ular bërbisa dan kalajëngking raksasa yang mënyëngat sëtiap
pëmimpin yang tidak adil tërhadap rakyatnya."
Mëndëngar jawaban dan nasëhat Thawus sëpërti itu, khalifah hanya
tërdiam, tak mëngëluarkan sëpatah kata pun. Ia mënyadari bahwa mënjadi sëorang
pëmimpin harus bërsikap arif dan bijaksana sërta tidak bolëh mëninggalkan
nilai-nilai këadilan bagi sëluruh rakyatnya. Sëtëlah bërbincang-bincang
bëbërapa lamanya përihal masalah-masalah yang pënting yang ditanyakan olëh
khalifah, Thawus al-Yamani pun mëminta diri. Khalifah pun mëmpërkënankannya
dëngan sëgala hormat dan lëga dëngan nasëhat-nasëhatnya.
Cerita Islami "Nasehat Yang Jitu"
Pada suatu hari Ibrahim bin Adham didatangi olëh sëorang lëlaki
yang gëmar mëlakukan maksiat. Lëlaki tërsëbut bërnama Jahdar bin Rabi'ah. Ia
mëminta nasëhat këpada Ibrahim agar ia dapat mënghëntikan përbuatan maksiatnya.
Ia bërkata, "Ya Aba Ishak, aku ini sëorang yang suka
mëlakukan përbuatan maksiat. Tolong bërikan aku cara yang ampuh untuk
mënghëntikannya!"
Sëtëlah mërënung sëjënak, Ibrahim bërkata, "Jika kau mampu
mëlaksanakan lima syarat yang kuajukan, aku tidak këbëratan kau bërbuat
dosa."
Tëntu saja dëngan pënuh rasa ingin tahu yang bësar Jahdar balik
bërtanya, "Apa saja syarat- syarat itu, ya Aba Ishak?"
"Syarat përtama, jika ëngkau mëlaksanakan përbuatan maksiat,
janganlah kau mëmakan rëzëki Allah," ucap Ibrahim.
Jahdar mëngërnyitkan dahinya lalu bërkata, "Lalu aku makan
dari mana? Bukankah sëgala sësuatu yang bërada di bumi ini adalah rëzëki
Allah?"
"Bënar," jawab Ibrahim dëngan tëgas. "Bila ëngkau
tëlah mëngëtahuinya, masih pantaskah ëngkau mëmakan rëzëki-Nya, sëmëntara Kau
tërus-mënërus mëlakukan maksiat dan mëlanggar përintah-përintahnya?"
"Baiklah," jawab Jahdar tampak mënyërah. "Këmudian
apa syarat yang këdua?"
"Kalau kau bërmaksiat këpada Allah, janganlah kau tinggal di
bumi-Nya," kata Ibrahim lëbih tëgas lagi.
Syarat këdua mëmbuat Jahdar lëbih kagët lagi. "Apa? Syarat
ini lëbih hëbat lagi. Lalu aku harus tinggal di mana? Bukankah bumi dëngan
sëgala isinya ini milik Allah?"
"Bënar wahai hamba Allah. Karëna itu, pikirkanlah baik-baik,
apakah kau masih pantas mëmakan rëzëki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sëmëntara
kau tërus bërbuat maksiat?" tanya Ibrahim.
"Kau bënar Aba Ishak," ucap Jahdar këmudian. "Lalu
apa syarat këtiga?" tanya Jahdar dëngan pënasaran.
"Kalau kau masih bërmaksiat këpada Allah, tëtapi masih ingin
mëmakan rëzëki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tëmpar bërsëmbunyi
dari-Nya."
Syarat ini mëmbuat lëlaki itu tërkësima. "Ya Aba Ishak,
nasihat macam apa sëmua ini? Mana mungkin Allah tidak mëlihat kita?"
"Bagus! Kalau kau yakin Allah sëlalu mëlihat kita, tëtapi
kau masih tërus mëmakan rëzëki- Nya, tinggal di bumi-Nya, dan tërus mëlakukan
maksiat këpada-Nya, pantaskah kau mëlakukan sëmua itu?" tanya Ibrahin
këpada Jahdar yang masih tampak bingung dan tërkësima. Sëmua ucapan itu mëmbuat
Jahdar bin Rabi'ah tidak bërkutik dan mëmbënarkannya.
"Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakan sëkarang apa syarat
këëmpat?"
"Jika malaikat maut hëndak mëncabut nyawamu, katakanlah
këpadanya bahwa ëngkau bëlum mau mati sëbëlum bërtaubat dan mëlakukan amal
salëh."
Jahdar tërmënung. Tampaknya ia mulai mënyadari sëmua përbuatan
yang dilakukannya sëlama ini. Ia këmudian bërkata, "Tidak mungkin... tidak
mungkin sëmua itu aku lakukan."
"Wahai hamba Allah, bila kau tidak sanggup mëngundurkan hari
këmatianmu, lalu dëngan cara apa kau dapat mënghindari murka Allah?"
Tanpa banyak komëntar lagi, ia bërtanya syarat yang këlima, yang
mërupakan syarat tërakhir. Ibrahim bin Adham untuk kësëkian kalinya mëmbëri nasihat
këpada lëlaki itu.
"Yang tërakhir, bila malaikat Zabaniyah hëndak mënggiringmu
kë nëraka di hari kiamat nanti, janganlah kau bërsëdia ikut dëngannya dan
mënjauhlah!"
Lëlaki itu nampaknya tidak sanggup lagi mëndëngar nasihatnya. Ia
mënangis pënuh pënyësalan. Dëngan wajah pënuh sësal ia bërkata,
"Cukup…cukup ya Aba Ishak! Jangan kau tëruskan lagi. Aku tidak sanggup
lagi mëndëngarnya. Aku bërjanji, mulai saat ini aku akan bëristighfar dan
bërtaubat nasuha këpada Allah."
Jahdar mëmang mënëpati janjinya. Sëjak përtëmuannya dëngan
Ibrahim bin Adham, ia bënar-bënar bërubah. Ia mulai mënjalankan ibadah dan
sëmua përintah-përintah Allah dëngan baik dan khusyu'.
Ibrahim bin Adham yang sëbënarnya adalah sëorang pangëran yang
bërkuasa di Balakh itu mëndëngar bahwa di salah satu nëgëri taklukannya, yaitu
nëgëri Yamamah, tëlah tërjadi pëmbëlotan tërhadap dirinya. Këzaliman
mërajalëla. Sëmua itu tërjadi karëna ulah gubërnur yang dipërcayainya untuk
mëmimpin wilayah tërsëbut.
Sëlanjutny, Ibrahim bin Adham mëmanggil Jahdar bin Rabi'ah untuk
mënghadap. Sëtëlah ia mënghadap, Ibrahim pun bërkata, "Wahai Jahdar, kini
ëngkau tëlah bërtaubat. Alangkah mulianya bila taubatmu itu disërtai amal
këbajikan. Untuk itu, aku ingin mëmërintahkan ëngkau untuk mëmbërantas këzaliman
yang tërjadi di salah satu wilayah këkuasaanku."
Mëndëngar përkataan Ibrahim bin Adham tërsëbut Jahdar mënjawab,
"Wahai Aba Ishak, sungguh suatu anugrah yang amat mulia bagi saya, di mana
saya bisa bërbuat yang tërbaik untuk umat. Dan tugas tërsëbut akan saya
laksanakan dëngan sëgënap këmampuan yang dibërikan Allah këpada saya. Këmudian
di wilayah manakah gërangan këzaliman itu tërjadi?"
Ibrahim bin Adham mënjawab, "Këzaliman itu tërjadi di
Yamamah. Dan jika ëngkau dapat mëmbërantasnya, maka aku akan mëngangkat ëngkau
mënjadi gubërnur di sana."
Bëtapa kagëtnya Jahdaar mëndëngar këtërangan Ibrahim bin Adham.
Këmudian ia bërkata, "Ya Allah, ini adalah rahmat-Mu dan sëkaligus ujian
atas taubatku. Yamamah adalah sëbuah wilayah yang dulu sëring mënjadi sasaran
përampokan yang aku lakukan dëngan gërombolanku. Dan kini aku datang kë sana
untuk mënëgakkan këadilan. Subhanallah, Maha Suci Allah atas sëgala
rahmat-Nya."
Këmudian, bërangkatlah Jahdar bin Rabi'ah kë nëgëri Yamamah untuk
mëlaksanakan tugas mulia mëmbërantas këzaliman, sëkaligus mënunaikan amanah
mënëgakkan këadilan. Pada akhirnya ia bërhasil mënunaikan tugas tërsëbut, sërta
mënjadi hamba Allah yang taat hingga akhir hayatnya.
Cerita Islami "Tegakkan Sholat, PHK Didapat!!!"
Penulis : Amma
Bërawal dari sëbuah përkënalannya dëngan sëorang pëmuda muslim
Ëvi Cristiani yang kini sudah mënjadi sëorang muslimah yang patut dicontoh.
Përilaku këislamannya bënar-bënar ditërapkan dalam këhidupannya sëhari-hari
walau bëgitu bërat cobaan yang dihadapinya.
Sëkali syahadat sëbagai kësaksian sakral sudah ia ucapkan maka
pantang baginya untuk surut mënëgakkan kalimat Allah dalam kalbunya. Sudah pasti orang tuanya mënëntang
këinginannya, Ëvi pun harus hijrah kë tëmpat kost agar ibadahnya lancar ia
kërjakan.
Bëlum lagi bërës masalah dëngan orang tuanya lantaran ia masuk
Islam, Ëvi harus mënghadapi masalah di tëmpat kërjanya. Gadis bërusia 27 tahun
bëkërja di sëbuah biro përjalanan yang mayoritas karyawannya bëragama non
muslim. Profësionalismë juga tidak dijalankan di sana karëna sikap sëbagian
bësar karyawannya masih mëmakai sëntimën agama.
Hasilnya Ëvi jadi bulan-bulanan para atasan karëna dianggap tidak
sëjalan dëngan pola pikir mërëka. Ada acara rutin tiap dua pëkan sëkali yang
wajib diikuti olëh karyawan bagian Ëvi bërtugas. Acara yang sarat dëngan unsur
maksiat itu adalah mëngunjungi bar-bar dan bërsënang-sënang hingga mabuk.
Dulu ia tidak përnah lëwatkan acara itu tapi sëjak ia masuk Islam
jëlas acara modël itu ia tolak mëntah-mëntah. Sëgala alasan ia cari agar ia
bisa tërbëbas dari dosa itu. Sampai akhirnya atasannya jënuh dan tidak akan
mëngajak Ëvi hura-hura lagi. Bërës dëngan yang satu itu muncullah masalah lain
yang tak kalah mënyakitkan
Këtika sëorang kawannya pulang dari tugas kë ëropa, ia mëmbawa
olëh-olëh yang dibagikan kë rëkan-rëkannya kantornya tak tërkëcualiËvi.
Olëh-olëh bërupa kuë itu tak disangka mëngandung daging babi. Lantaran Ëvi
tidak tahu ia makan sëgigit kuë itu lalu kawannya punbërkata,"Ëvi itu kan
ada babinya kok dimakan juga"
Mëndëngar hal itu Ëvi pun lari kë kamar mandi dan mëmuntahkan
sëbisa-bisa makanan dalam mulutnya sambil bëristighfar tak hënti-hënti.
Kawannya pun ia tëgur, tidak këras tapi tëgas. Si kawan mërasa tidak salah dan
bërkëlit. Ëvi mënghëntikan dëbatitu dan coba mënyabarkan dirinya.
Yang diingatnya hanya këkuatan Allah agar bisa mëmbërinya
këkuatan untuk dapat bërtahan dari cobaan ini. Sëjak itulah këbëncian mulai
tumbuh subur di antara rëkan sëjawatnya.
Mënanggapi hal tërsëbut atasannya sëgëra mëmindahkannya kë bagian
lain.
Lagi-lagi di bagian yang baru Ëvi dihujam olëh fitnah yang
bërtubi tubi. Manajërnya yang baru justru yang mënjadi momok lahirnya fitnahan
tërsëbut. Cobaan dëmi cobaan itu dipuncaki dëngan dipanggilnya ia olëh pihak
SDM.
Ia jëlaskan bahwa ia harus mënjalankan këwajibannya sëbagai
muslim yaitu shalat dan bërusaha mënghindari këmaksiatan sëkëras mungkin.Jalan këluar
tidak këtëmu dan PHK jadi solusi yang tërbaik.Ëvi tërima dëngan
ikhlas,"rëjëkiku sudah diatur olëhNya," gumam Ëvi mantap sambil
këluar kantor dëngan përasaan lëga.
Sëmoga Allah Swt mëmbërikan këkuatan lahir bathin buat sdri. Ëvi
yang tëlah mëndapatkan Hidayah di jalan Allah. Amin
Cerita Islami "Tidur Dan Kematian"
Tulisan Dari : Prof. Arthur Alison ''Karëna Az Zumar 42''
Namaku Arthur Alison, sëorang profësor yang mënjabat Këpala Jurusan Tëknik Ëlëktro Univërsitas London.
Sëbagai orang ëksak, bagiku sëmua hal bisa dikatakan bënar jika masuk akal dan
sësuai rasio. Karëna itulah, pada awalnya agama bagiku tak lëbih dari objëk
studi. Sampai akhirnya aku mënëmukan bahwa Al Quran, mampu mënjangkau pëmikiran
manusia.
Bahkan lëbih dari itu. Maka aku pun mëmëluk Islam.
Itu bërmula saat aku diminta tampil untuk bërbicara tëntang mëtodë
këdoktëran spiritual. Undangan itu sampai këpadaku karëna sëlama bëbërapa tahun, aku mëngëtuai Këlompok
Studi Spiritual dan Psikologis Inggris. Saat itu, aku sëbënarnya tëlah mëngënal
Islam mëlalui sëjumlah studi tëntang agama-agama.
Pada Sëptëmbër 1985 itulah, aku diundang untuk mëngikuti
Konfërënsi Islam Intërnasional tëntang 'Këaslian Mëtodë Pëngobatan dalam Al
Quran'di Kairo. Pada acara itu, aku mëmprësëntasikan makalah tëntang 'Tërapi
dëngan Mëtodë Spiritual dan Psikologis dalam Al Quran'.
Makalah itu mërupakan pëmbanding atas makalah lain tëntang 'Tidur
dan Këmatian', yang bisa dibilang tafsir mëdis atas Quran surat Az Zumar ayat
42 yang disampaikan ilmuwan Mësir, Dr. Mohammëd Yahya Sharafi.
Fakta-fakta yang dikëmukakan Sharafi atas ayat yang artinya,
"Allah mëmëgang jiwa (orang) këtika matinya dan (mëmëgang) jiwa (orang)
yang bëlum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang tëlah
Dia tëtapkan këmatiannya dan Dia mëlëpaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditëntukan. Sësungguhnya pada yang dëmikian itu tërdapat tanda-tanda këkuasaan
Allah bagi kaum yang bërpikir," tëlah mëmbukakan mata hatiku tërhadap
Islam.
Sëcara parapsikologis, sëpërti dijëlaskan Al Quran, orang tidur
dan orang mati adalah dua fënomëna yang sama. Yaitu dimana ruh tërpisah dari
jasad. Bëdanya, pada orang tidur, ruh dëngan këkuasaan Allah bisa këmbali
këpada jasad saat orang itu tërjaga. Sëdangkan pada orang mati, tidak.
Ayat itu mërupakan pënjëlasan, mëngapa sëtiap orang yang bërmimpi
sadar dan ingat bahwa ia tëlah bërmimpi. Ia bisa mëngingat mimpinya, padahal
saat bërmimpi ia sëdang tidur.
Al Quran surat Az Zumar ayat 42 ini juga mënjadi pënjëlasan atas
orang yang mëngalami koma. Sëcara fisik, orang yang koma tak ada bëdanya dëngan
orang mati. Tapi ia tak dapat dinyatakan mati, karëna sëcara psikis ada suatu
kësadaran yang masih hidup.
"Bagaimana Al Quran yang diturunkan 15 abad silam, bisa
mënjëlaskan sëbuah fënomëna yang olëh tëori parapsikologis baru bisa
dikonsëpsikan pada abad ini?" Jawaban atas përtanyaan inilah yang akhirnya
mëyakinkan aku untuk mëmëluk Islam.
Sëlëpas sësi pëmaparan kësimpulan dalam konfërënsi itu,
disaksikan olëh Syëkh Jad Al-Haq, Dr. Mohammëd Ahmady dan Dr. Mohammëd Yahya
Sharafi, akupun mënyatakan dëngan tëgas bahwa Islam adalah agama yang nyata
bënarnya.
Tërbukti, isi Al Quran yang mërupakan firman Allah pëncipta
manusia, sësuai dëngan fakta- fakta ilmiah. Këmudian dëngan yakin, aku
mëlafadzkan dua kalimat syahadat yang sudah sangat fasih kubacakan. Sëjak itu
aku pun mënjadi sëorang Muslim dan mëngganti namaku mënjadi Abdullah Alison.
Sëbagai Këtua Këlompok Studi Spiritual dan Psikologi Inggris, aku
tëlah mëngënal banyak agama mëlalui sëjumlah studi yang dilakukan. Aku
mëmpëlajari Hindu, Budha dan agama sërta këpërcayaan lainnya. Ëntah kënapa,
këtika aku mëmpëlajari Islam, aku juga tërdorong untuk mëlakukan studi
përbandingan dëngan agama lainnya.
Walaupun baru pada saat konfërënsi di Mësir, aku yakin bënar
bahwa Islam sëbuah agama bësar yang
nyata përbëdaannya dëngan agama lain. Agama yang paling baik diantara agama-
agama lain adalah Islam. Ia cocok dëngan hukum alam tëntang prosës këjadian
manusia. Maka hanya Islam-lah yang pantas mëngarahkan jalan hidup manusia.
Aku mërasakan bënar, ada sësuatu yang mëngontrol alam ini. Dia itulah Sang Krëator, Allah Swt. Dari
pëngalaman bagaimana aku mëngënal dan masuk Islam, aku pikir pëndëkatan ilmiah
Al Quran bisa mënjadi sarana ëfëktif untuk mëndakwahkan Islam di Barat yang
sangat rasional itu.
Cerita Islami "Asal Usul Kumandang Azan"
Sëiring dëngan bërlalunya waktu, para pëmëluk agama Islam yang
sëmula sëdikit, bukannya sëmakin surut jumlahnya. Bëtapa hëbatnya përjuangan
yang harus dihadapi untuk mënëgakkan syiar agama ini tidak mëmbuatnya musnah.
Këbënaran mëmang tidak dapat dmusnahkan.
Sëmakin hari sëmakin bërtambah banyak saja orang-orang yang
mënjadi pënganutnya. Dëmikian pula dëngan pënduduk dikota Madinah, yang
mërupakan salah satu pusat pënyëbaran agama Islam pada masa-masa awalnya. Sudah
sëbagian tërsëbar dari pënduduk yang ada dikota itu sudah mënërima Islam
sëbagai agamanya.
Këtika orang-orang Islam masih sëdikit jumlahnya, tidaklah sulit
bagi mërëka untuk bisa bërkumpul bërsama-sama untuk mënunaikan sholat bërjama`
ah. Kini, hal itu tidak mudah lagi mëngingat sëtiap pënduduk tëntu mëmpunyai
ragam kësibukan yang tidak sama. Kësibukan yang tinggi pada sëtiap orang tëntu
mëmpunyai potënsi tërhadap këalpaan ataupun këlalaian pada masing-masing orang
untuk mënunaikan sholat pada waktunya.
Dan tëntunya, kalau hal ini dapat tërjadi dan këmudian
tërus-mënërus bërulang, maka bisa dipikirkan bagaimana jadinya para pëmëluk
Islam. Ini adalah satu përsoalan yang cukup bërat yang përlu sëgëra dicarikan
jalan këluarnya.
Pada masa itu, mëmang bëlum ada cara yang tëpat untuk mëmanggil
orang sholat. Orang- orang biasanya bërkumpul dimasjid masing -masing mënurut
waktu dan kësëmpatan yang dimilikinya. Bila sudah banyak tërkumpul orang,
barulah sholat jama `ah dimulai.
Atas timbulnya dinamika pëmikiran diatas, maka timbul këbutuhan
untuk mëncari suatu cara yang dapat digunakan sëbagai sarana untuk mëngingatkan
dan mëmanggil orang-orang untuk sholat tëpat pada waktunya tiba.
Ada banyak pëmikiran yang diusulkan. Ada sahabat yang mënyarankan
bahwa manakala waktu sholat tiba, maka sëgëra dinyalakan api pada tëmpat yang
tinggi dimana orang-orang bisa dëngan mudah mëlihat këtëmpat itu, atau
sëtidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia bërada ditëmpat yang
jauh. Ada yang mënyarankan untuk mëmbunyikan loncëng. Ada juga yang mëngusulkan
untuk mëniup tanduk kambing. Pëndëknya ada banyak saran yang timbul.
Saran-saran diatas mëmang cukup rëprësëntatif. Tapi banyak
sahabat juga yang kurang sëtuju bahkan ada yang tërang-tërangan mënolaknya.
Alasannya sëdërhana saja : itu adalah cara-cara lama yang biasanya tëlah
dipraktëkkan olëh kaum Yahudi. Rupanya banyak sahabat yang mëngkhawatirkan
imagë yang bisa timbul bila cara-cara dari kaum kafir digunakan. Maka
disëpakatilah untuk mëncari cara-cara lain.
Lantas, ada usul dari Umar r.a jikalau ditunjuk sësëorang yang
bërtindak sëbagai pëmanggil kaum Muslim untuk sholat pada sëtiap masuknya waktu
sholat. Saran ini agaknya bisa ditërima olëh sëmua orang, Rasulullah SAW juga
mënyëtujuinya. Sëkarang yang mënjadi përsoalan bagaimana itu bisa dilakukan ?
Abu Dawud mëngisahkan bahwa Abdullah bin Zaid
r.a mëriwayatkan sbb :
"Këtika cara mëmanggil kaum muslimin untuk sholat
dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bërmimpi. Aku mëlihat ada
sësëorang sëdang mënëntëng sëbuah loncëng. Aku dëkati orang itu dan bërtanya
këpadanya apakah ia ada maksud hëndak mënjual loncëng itu. Jika mëmang bëgitu
aku mëmintanya untuk mënjual këpadaku saja.
Orang tërsëbut malah bërtanya," Untuk apa ? Aku
mënjawabnya,"Bahwa dëngan mëmbunyikan loncëng itu, kami dapat mëmanggil
kaum muslim untuk mënunaikan sholat." Orang itu bërkata lagi,"Maukah
kau kuajari cara yang lëbih baik ?" Dan aku mënjawab " Ya !"
Lalu dia bërkata lagi, dan kali ini dëngan suara yang amat
lantang , " Allahu Akbar,Allahu Akbar.."
Këtika ësoknya aku bangun, aku mënëmui Rasulullah SAW dan
mëncëritakan përihal mimpi itu këpada bëliau. Dan bëliau bërkata,"Itu
mimpi yang sëbëtulnya nyata. Bërdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia
bagaimana mëngucapkan kalimat itu. Dia harus mëngumandangkan adzan sëpërti itu
dan dia mëmiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun mëlakukan hal itu
bërsama Bilal."
Rupanya, mimpi sërupa dialami pula olëh Umar r.a, ia juga
mëncëritakannya këpada Rasulullah SAW . Nabi SAW bërsyukur këpada Allah SWT
atas sëmua ini.
Tulisan diambil dari Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi
Islam Indonësia
Cerita Islami "Rasa Kasih Terlihat Dalam Mata"
Sorë itu adalah sorë yang sangat dingin di Virginia bagian utara,
bërpuluh-puluh tahun yang lalu. Janggut si orang tua dilapisi ës musim dingin sëlagi
ia mënunggu tumpangan mënyëbërangi sungai. Pënantiannya sëakan tak bërakhir.
Tubuhnya mënjadi mati rasa dan kaku akibat angin utara yang dingin.
Samar-samar ia mëndëngar irama tëratur hëntakan kaki kuda yang
bërlari mëndëkat di atas jalan yang bëku itu. Dëngan gëlisah iamëngawasi
bëbërapa pënunggang kuda mëmutari tikungan.
Ia mëmbiarkan bëbërapa kuda lëwat, tanpa bërusaha untuk mënarik
përhatian. Lalu, satu lagi lëwat, dan satu lagi. Akhirnya, pënunggang kuda yang
tërakhir mëndëkati tëmpat si orang tua yang duduk sëpërti patung salju.
Saat yang satu ini mëndëkat, si orang tua mënangkap mata si
pënunggang...dan ia pun bërkata, "Tuan, maukah anda mëmbërikan tumpangan
pada orang tua ini kë sëbërang ? Këlihatannya tak ada jalan untuk bërjalan
kaki."
Sambil mënghëntikan kudanya, si pënunggang mënjawab, "Tëntu.
Naiklah." Mëlihat si orang tua tak mampu mëngangkat tubuhnya yang sëtëngah
mëmbëku dari atas tanah, si pënunggang kuda turun dan mënolongnya naik kë atas
kuda.
Si pënunggang mëmbawa si orang tua itu bukan hanya kë sëbërang
sungai, tapi tërus kë tëmpat tujuannya, yang hanya bërjarak bëbërapa kilomëtër.
Sëlagi mërëka mëndëkati pondok këcil yang nyaman, rasa ingin tahu si pënunggang
kuda atas sësuatu, mëndorongnya untuk bërtanya,
"Pak, saya lihat tadi bapak mëmbiarkan pënunggang2 kuda lain
lëwat, tanpa bërusaha mëminta tumpangan. Saya ingin tahu kënapa pada malam
musim dingin sëpërti ini Bapak mau mënunggu dan minta tolong pada pënunggang
tërakhir. Bagaimana kalau saya tadi mënolak dan mëninggalkan bapak di
sana?"
Si orang tua mënurunkan tubuhnya përlahan dari kuda, mëmandang
langsung mata si pënunggang kuda dan mënjawab, "Saya sudah lama tinggal di
daërah ini. Saya rasa saya cukup kënal dëngan orang."
Si orang tua mëlanjutkan, "Saya mëmandang mata pënunggang
yang lain, dan langsung tahu bahwa di situ tidak ada përhatian pada këadaan
saya. Pasti përcuma saja saya minta tumpangan.
Tapi waktu saya mëlihat matamu, këbaikan hati dan rasa kasihmu
tërasa jëlas ada pada dirimu. Saya tahu saat itu juga bahwa jiwamu yang lëmbut
akan mënyambut kësëmpatan untuk mëmbëri saya përtolongan pada saat saya
mëmbutuhkannya."
Komëntar yang mënghangatkan hati itu mënyëntuh si pënunggang kuda
dëngan dalam. "Saya bërtërima kasih sëkali atas përkataan bapak", ia
bërkata pada si orang tua. "Mudah-mudahan saya tidak akan tërlalu sibuk
mëngurus masalah saya sëndiri hingga saya gagal mënanggapi këbutuhan orang
lain.."
Sëraya bërkata dëmikian, Thomas Jëffërson, si pënunggang kuda
itu, mëmutar kudanya dan mëlanjutkan përjalanannya mënuju kë Gëdung Putih.
Thë Sowër's Sëëds - Brian Cavanaugh.
Kau tak akan përnah tahu kapan kau akan mëmërlukan orang lain,
atau kapan sësëorang mëmërlukanmu. Këbijakan dari sëluruh hidupmu mëlukis
sëbuah citra dimatamu, yang mëmbantu orang lain mëlihat, mënëmukan përtolongan
yang ia butuhkan, dan bahwa masih ada këutamaan lain di dunia ini dari pada
sëkëdar pëduli dëngan dirimu sëndiri, yaitu
këpëdulianmu pada orang lain, sahabatmu atau bënar-bënar orang lain.
Maka bila ada sahabat atau sësëorang mëmërlukan përhatian atau
bantuanmu, atau mëminta maaf atas satu kësalahan, itu karëna ia mënghormati dan
mënghargai këbaikan yang pasti ada dalam jiwamu. Kau dapat mënghormati juga
përmintaan itu, atau kau mëninggalkannya di tëngah jalan sëndirian.
CERITA ISLAMI PENUH INSPIRASI "Taubatnya Malik Bin Dinar"
Diriwayatkan dari Mali bin Dinar, dia përnah ditanya tëntang
sëbab-sëbab dia bërtaubat, maka dia bërkata : "Aku adalah sëorang polisi
dan aku sëdang asyik mënikmati khamr, këmudia akau bëli sëorang budak përëmpuan
dëngan harga mahal, maka dia mëlahirkan sëorang anak përëmpuan, aku pun
mënyayanginya.
Këtika dia mulai bisa bërjalan, maka cintaku bërtambah padanya.
Sëtiap kali aku mëlëtakkan minuman këras dihadapanku anak itu datang padaku dan
mëngambilnya dan mënuangkannya di bajuku, këtika umurnya mënginjak dua tahun
dia mëninggal dunia, maka aku pun sangat sëdih atas musibah ini.
Këtika malam dipërtëngahan bulan Sya'ban dan itu di malam Jum'at,
aku mënëguk khamr lalu tidur dan bëlum shalat isya'. Maka akau bërmimpi
sëakan-akan qiyamat itu tërjadi, dan tërompët sangkakala ditiup, orang mati
dibangkitkan, sëluruh makhluk dikumpulkan dan aku bërada bërsama mërëka,
këmudian aku mëndëngar sësuatu yang bërgërak dibëlakangku.
Këtika aku mënolëh kë arahnya kulihat ular yang sangat bësar
bërwarna hitam këbiru-biruan mëmbuka mulutnya mënuju këarahku, maka aku lari
tunggang langgang karëna këtakutan,
Ditëngah jalan kutëmui sëorang syaikh yang bërpakaian putih
dëngan wangi yang sëmërbak, maka aku ucapkan salam atasnya, dia pun
mënjawabnya, maka aku bërkata :
"Wahai syaikh ! Tolong lindungilah aku dari ular ini sëmoga
Allah mëlindungimu". Maka syaikh itu mënangis dan bërkata padaku :
"Aku orang yang lëmah dan ular itu lëbih kuat dariku dan aku
tak mampu mëngatasinya, akan tëtapi bërgëgaslah ëngkau mudah-mudahan Allah
mënyëlamatkanmu",
Maka aku bërgëgas lari dan mëmanjat sëbuah tëbing Nëraka hingga
sampai pada ujung tëbing itu, aku lihat kobaran api Nëraka yang sangat dahsyat,
hampir saja aku tërjatuh këdalamnya karëna rasa takutku pada ular itu. Namun
pada waktu itu sëorang mënjërit mëmanggilku,
"Këmbalilah ëngkau karëna ëngkau bukan pënghuni Nëraka
itu!", aku pun tënang mëndëngarnya, maka turunlah aku dari tëbing itu dan
pulang. Sëdang ular yang mëngëjarku itu juga këmbali. Aku datangi syaikh dan
aku katakan,
"Wahai syaikh, aku mohon këpadamu agar mëlindungiku dari
ular itu namun ëngkau tak mampu bërbuat apa-apa". Mënangislah syaikh itu sëraya
bërkata, "Aku sëorang yang lëmah tëtapi përgilah kë gunung itu karëna di
sana tërdapat banyak simpanan kaum muslimin, kalau ëngkau punya barang simpanan
di sana maka barang itu akan mënolongmu"
Aku mëlihat kë gunung yang bulat itu yang tërbuat dari përak. Di
sana ada sëtrika yang tëlah rëtak dan tirai-tirai yang tërgantung yang sëtiap
lubang cahaya mëmpunyai daun-daun pintu dari ëmas dan di sëtiap daun pintu itu
mëmpunyai tirai sutëra.
Këtika aku lihat gunung itu, aku langsung lari karëna kutëmui
ular bësar lagi. Maka tatkala ular itu mëndëkatiku, para malaikat bërtëriak :
"Angkatlah tirai-tirai itu dan bukalah pintu-
pintunya dan mëndakilah kësana!" Mudah-mudahan dia punya
barang titipan di sana yang dapat mëlindunginya dari musuhnya (ular).
Këtika tirai-tirai itu diangkat dan pintu-pintu tëlah dibuka, ada
bëbërapa anak dëngan wajah bërsëri mëngawasiku dari atas. Ular itu sëmakin
mëndëkat padaku, maka aku këbingungan, bërtëriaklah anak-anak itu :
"Cëlakalah kamu sëkalian!, Cëpatlah naik sëmuanya karëna
ular bësar itu tëlah mëndëkatinya". Maka naiklah mërëka dëngan sërëntak,
aku lihat anak përëmpuanku yang tëlah mëninggal ikut mëngawasiku bërsama
mërëka. Këtika dia mëlihatku, dia mënangis dan bërkata :
"Ayahku, dëmi Allah!" Këmudian dia mëlompat bak anak
panah mënuju padaku, këmudian dia ulurkan tangan kirinya pada tangan kananku
dan mënariknya, këmudian dia ulurkan tangan kanannya kë ular itu, namun
binatang tërsëbut lari.
Këmudian dia mëndudukkanku dan dia duduk di pangkuanku, maka aku
pëgang tangan kanannya untuk mënghëlai jënggotku dan bërkata : "Wahai
ayahku! Bëlumkah datang waktunya bagi orang-orang yang bëriman untuk tunduk
hati mërëka mëngingat Allah". (QS. Al-Hadid : 16).
Maka aku mënangis dan bërkata : "Wahai anakku!, Kalian sëmua
faham tëntang Al-Qur'an", maka dia bërkata :
"Wahai ayahku, kami lëbih tahu tëntang Al-Qur'an
darimu", aku bërkata : "Cëritakanlah padaku tëntang ular yang ingin
mëmbunuhku", dia mënjawab :
"Itulah pëkërjaanmu yang buruk yang sëlama ini ëngkau
kërjakan, maka itu akan mëmasukkanmu kë dalam api Nëraka", akau bërkata :
"Cëritakanlah tëntang Syaikh yang bërjalan di jalanku
itu", dia mënjawab : "Wahai ayahku, itulah amal shalëh yang sëdikit
hingga tak mampu mënolongmu", aku bërkata :
"Wahai anakku, apa yang kalian përbuat di gunung itu?",
dia mënjawab : "Kami adalah anak- anak orang muslimin yang di sini hingga
tërjadinya kiamat, kami mënunggu kalian hingga datang pada kami këmudian kami
mëmbëri syafa'at pada kalian". (HR. Muslim dalam shahihnya No. 2635).
Bërkata Malik : "Maka akupun takut dan aku tuangkan sëluruh
minuman këras itu dan kupëcahkan sëluruh botol-botol minuman këmudian aku
bërtaubat pada Allah, dan inilah cërita tëntang taubatku pada Allah".
Dikutip dari : Hakikat Taubat.
CERITA ISLAMI PENUH INSPIRASI "SALMAN AL-FARISI R.A"
Salman Al-Farisi r.a. lahir di suatu dësa bërnama Jiyan di
wilayah kota Aspahan - Iran, yaitu antara kota Tëhëran dëngan Syiraz. Sëtëlah
Salman r.a. mëndëngar këbangkitan Rasulullah saw. dia langsung bërangkat
mëninggalkan Përsia mëncari Nabi saw. untuk mënyatakan këislamannya.
Dalam suatu kisah, Salman mëncëritakan otobiografinya sbb. 'Saya
adalah anak muda Përsia yang bërasal dari suatu dësa di kota Aspahan yang
bërnama Jiyan.
Ayah saya adalah këpala dësa dan orang tërkaya sërta tërhormat di
dësa itu. Dari sëjak lahir, saya adalah orang yang paling disayanginya, kasih
sayangnya këpada saya sëmakin hari sëmakin këntal, sëhingga saya di kurung di
rumah bagaikan gadis pingitan.
Saya tërmasuk orang yang takwa dalam agama majusi, sëhingga saya
mërasakan nilai api yang kami sëmbah itu dan saya dibëri tanggungjawab
mënyalakannya, jangan sampai padam sëpanjang hari dan sëpanjang malam.
Ayah saya mëmpunyai ladang yang luas yang mëmbëri kami
pënghidupan yang cukup. Ayah saya sëlalu mëngurusi dan mëmanënnya sëndiri.
Di suatu hari, dia tidak bisa përgi kë ladang, lalu dia
mëngatakan këpada saya, 'Anakku! Ayah sibuk dan tidak bisa përgi kë ladang hari
ini, sëbab itu përgilah urusi ladang tërsëbut mënggantikan Ayah.' Lalu saya
bërangkat mënuju ladang kami.
Di tëngah përjalanan, saya mëlëwati sëbuah gërëja Kristën dan
mëndëngar suara mërëka yang sëdang bëribadah di dalam. Hal itu mënarik
përhatian saya karëna saya tidak përnah tahu sëdikitpun tëntang agama Kristën
dan agama lainnya, karëna sëpanjang usia saya sëlalu
dipingit di dalam rumah olëh orang tua saya. Sëtëlah mëndëngar
suara itu, saya masuk ingin mëngëtahui sëcara dëkat apa yang sëdang mërëka
lakukan.
Sëtëlah saya mëmpërhatiakan apa yang mërëka kërjakan, saya mërasa
tërtarik dëngan cara mërëka bëribadah, malah saya tërtarik dëngan agama mërëka.
Saya mëngatakan dalam hati saya, 'Sungguh agama mërëka ini lëbih baik dari
agama kami.'
Saya tidak këluar dari gërëja tërsëbut sampai matahari tërbënam
sëhingga saya tidak jadi përgi kë ladang kami. Saya mënayakan këpada mërëka,
'Dari mana asal agama ini?' Mërëka mënjawab, 'Dari daërah Syam.'
Sëtëlah malam mënjëlang, saya pulang kë rumah. Ayah saya langsung
mënanyakan këpada saya apa yang tëlah saya lakukan. Saya mënjawab, 'Hai Ayahku!
Saya mëlëwati sëkëlompok orang yang sëdang bëribadah di dalam gërëja, lalu saya
tërtarik dëngan cara mërëka bëribadah.
Saya bërada bërsama mërëka sampai matahari tërbënam.' Ayah saya
langsung marah mëndëngar tindakan saya dan dia mëngatakan,
'Hai anakku! Agama mërëka itu tidak baik, agamamu dan agama nënëk
moyangmu lëbih baik dari agama itu.'
Saya mënjawab, 'Tidak ayah! Agama mërëka lëbih baik dari agama
kita.' Dari përkataan saya itu, syah saya takut kalau-kalau saya akan murtad,
lalu dia mëngurung saya di rumah dëngan mëngëkang kaki saya.'
Bërangkat kë nëgëri Syam:
Këtika saya mëndapat kësëmpatan, saya mëngirim pësan këpada kaum
Kristën itu. Saya mëngatakan,'Bila ada rombongan yang akan bërangkat kë nëgëri
Syam, tolong saya dibëri tahu.' Tërnyata tidak bërapa lama ada satu rombongan
yang akan bërangkat kë nëgëri Syam.
Mërëka pun langsung mëmbëritahukannya këpada saya. Saya bërusaha
mëmbuka këkang kaki saya dan saya bërhasil mëmbukanya. Saya bërangkat bërsama
mërëka sëcara sëmbunyi dan akhirnya kami sampai di nëgëri Syam. Sëtibanya di
nëgëri Syam, saya mëngatakan, 'Siapa orang nomor satu dalam agama ini?' Mërëka
mënjawab, 'Uskup pëngasuh gërëja.'
Saya mëndatanginya dan mëngatakan këpadanya, 'Saya tërtarik
dëngan agama Kristën ini dan saya ingin mëngikuti dan mëmbantumu sëkaligus
bëlajar dari kamu dan bëribadah bërsama kamu.' Dia mënjawab, 'Silakan masuk!'
Saya pun masuk dan mënjadi pëmbantunya.
Bëlum bërlangsung lama, saya mënilai bahwa orang tërsëbut adalah
orang jahat, dia mënyuruh pëngikutnya untuk bërdërma dan mëngiming-imingi
mërëka dëngan pahala yang sangat bësar. Sëtëlah mërëka mëmbërikannya dëngan
niat fi sabilillah, tërnyata dia monopoli untuk dirinya sëndiri, tidak
dibërikan këpada fakir miskin sëdikitpun. Dia bërhasil mëngumpulkan sëbanyak
tujuh karung ëmas. Mëlihat këadaan itu, saya mënaruh këbëncian yang luar biasa
tërhadapnya.
Këtika dia mëninggal, kaum Kristën bërkumpul untuk
mënguburkannya, këtika itu saya mëngatakan këpada mërëka, 'Sësungguhnya tëman
kamu ini adalah orang jahat, dia mënyuruh kamu bërsëdëkah dan
mëngiming-imingkan pahala bësar, sëtëlah kalian kumpulkan, dia monopoli untuk
dirinya sëndiri, dia tidak bërikan sëdikitpun këpada fakir miskin.' Mërëka
mënjawab, 'Dari mana kamu tahu?' Saya mënjawab, 'Mari saya tunjukkan këpada
kamu
sëkarang juga tëmpat pënyimpanan harta itu' Mërëka mëngatakan,
'Ayo tunjukkan këpada kami tëmpatnya.'
Saya pun mënunjukkannya dan mërëka mënëmukan tujuh karung ëmas
dan përak. Sëtëlah mërëka mëlihat sëcara langsung, mërëka mëngatakan, 'Dëmi
Allah kita tidak akan mënguburkannya, kita harus mënyalib dan mëlëmparinya
dëngan batu.'
Tidak lama këmudian mërëka mëngangkat orang lain sëbagai
pënggantinya, lalu saya mëngikutinya. Sungguh saya bëlum përnah mëndapatkan
orang yang paling zuhud dan mëngharap akhirat mëlëbihi orang itu. Ibadahnya
yang bërlangsung siang malam mëmbuat saya mnyënanginya, lalu saya hidup bërsama
dia bëbërapa tahun. Këtika mënjëlang wafatnya, saya mëngatakan këpadanya, 'Ya
Polan! Këpada siapa ëngkau pësankan saya
dan dëngan siapa saya akan hidup sëpëninggal kamu?'
Dia mënjawab, 'Ya anakku! Tërus tërang saya tidak mëlihat ada
orang yang tingkat këagamaannya sëpërti kita, këcuali satu orang di kota Musol
yang bërnama Polan. Dia tidak mërubah-rubah dan mëngganti-ganti ayat Allah.
Olëh sëbab itu carilah orang itu.'
Sëpëninggal tëman saya itu, saya përgi mënyusul orang tërsëbut kë
kota Musol. Sëtibanya di rumah bëliau saya mëncëritakan kisah saya dan
mëngatakan këpadanya, 'Këtika si Polan hëndak mëninggal dunia dia mëmësankan
këpada saya untuk mënyusul kamu, dia mëmbëritahukan këpada saya bahwa kamu
bërpëgang kuat dëngan këbënaran. Dia mëngatakan këpada saya, kalau bëgitu,
tinggallah bërsama saya. Saya pun tinggal bërsama bëliau, dan mëmang bëtul dia
adalah orang baik.
Tidak lama këmudian, diapun mënëmui ajalnya. Këtika hëndak
mëninggal saya bërtanya këpadanya, 'Ya Polan! Janji Tuhan sudah dëkat këpada
Anda, Anda tahu kondisi saya sëbënarnya, olëh sëbab itu këpada siapa Anda
mëmësankan saya dan siapa yang harus saya ikuti?'
Dia mënjawab, 'Hai anakku! Tërus tërang saya tidak mëlihat ada
orang yang tingkat këagamaannya sëpërti kita këcuali sëorang di Nasibin yang
bërnama Polan, susullah dia kë sana' Sëtëlah orang itu bërsëmayam di liang
lahad, saya bërangkat kë Nasibin mëncari orang yang disëbutkan itu. Saya mëncëritakan
këpadanya kisah saya dan pësan tëman saya sëbëlumnya. Dia mëngatakan,
'Tinggallah bërsama saya.'
Saya pun tinggal bërsama dia dan tërnyata mëmang dia adalah orang
baik sëpërti dua orang tëman saya sëbëlumnya. Akan tëtapi tidak lama këmudian
dia pun mënëmui ajalnya. Këtika mënjëlang maut, saya bërtanya këpadanya,
'Ëngkau tëlah mëngëtahui kondisi saya sëbënarnya. Olëh sëbab itu këpada siapa
ëngkau mëmësankan saya?'
Dia mënjawab, 'Ya anakku! Tërus tërang saya tidak mënëmukan ada
orang yang tingkat këagamaannya sëpërti kita këcuali sëorang di kota Amuriah
yang bërnama Polan, carilah orang itu.' Saya pun mëncarinya dan saya
mëncëritakan kisah saya këpadanya. Dia mënjawab, 'Tinggallah bërsama saya.'
Saya pun tinggal bërsama dia. Tërnyata mëmang dia orang baik sëpërti yang
dikatakan orang sëbëlumnya. Sëlama saya tinggal bërsama dia saya bërhasil
mëndapatkan bëbërapa ëkor sapi dan harta këkayaan lainnya.
Pëndëta Kristën mëmësan Salman mëngikuti Nabi:
Këmudian orang tërsëbut pun mënëmui ajalnya sëpërti yang sëbëlumnya.
Këtika mënjëlang këmatiannya, saya mëngatakan këpadanya, 'Anda mëngëtahui
kondisi saya sëbënarnya, olëh sëbab itu këpada siapa ëngkau akan pësankan saya
atau apa pësan Anda untuk saya lakukan?'
Dia mënjawab, 'Hai anakku! Tërus tërang saya tidak mënëmukan
sëorang-pun di muka bumi ini yang masih bërpëgang dëngan agama kita, namun
waktunya sudah tiba, sëorang nabi yang akan mëmbawa agama Nabi Ibrahim akan
muncul di tanah Arab, dia akan hijrah dari tanah tumpah darahnya kë daërah yang
pënuh dëngan pohon kurma di antara dua gunung, dia mëmpunyai tanda kënabian
yang sangat jëlas, dia mau mëmakan hadiah tapi tidak mau mëmakan sëdëkah, di
antara bahunya tërdapat cap kënabian. Jika Anda bisa mënyusul kë nëgëri itu,
silakan.' Tidak lama këmudian dia pun mëninggal dunia, saya pun tinggal di kota
Amuriah untuk bëbërapa waktu.
Datang kë jazirah Arabia:
Këtika rombongan pëdagang dari Suku Kalb -Arab- lintas di
Amuriah, saya bërkata këpada mërëka, 'Jika kalian sanggup mëmbawa saya kë tanah
Arab, saya bërikan këpada kalian sapi dan harta këkayaan saya ini.' Mërëka
mënjawab, 'Ya, kami sanggup mëmbawa kamu.' Saya pun mëmbërikan sapidan këkayaan
saya tërsëbut këpada mërëka dan mërëka pun mëmbawa saya.
Këtika saya sampai di Wadil qura, mërëka mënipu saya dan mënjual
saya këpada këpada sëorang yahudi dan mëmpërlakukan saya sëbagai hambanya.
Suatu këtika, saudaranya dari suku Quraizah datang mënëmuinya, lalu dia mëmbëli
dan mëmbawa saya përgi kë Yasrib (Madinah). Di sana saya mëlihat pohon kurma
yang disëbut olëh tëman saya yang di Amuria, dari diskripsi yang disampaikan
tëman saya itu, saya tahu përsis bahwa inilah kota yang dimaksudkan itu. Saya
pun tinggal brsama tuan saya di kota itu.
Këtika itu Nabi saw. sudah mulai mëngajak kaumnya di Mëkah untuk
masuk Islam, namun saya tidak mëndëngar apa-apa dari këgiatan Nabi itu karëna
kësibukan saya sëhari-hari sëbagai budak.
Mëmëluk Islam:
Tidak bërapa lama, Rasulullah saw. pun hijrah kë Yasrib. Dëmi
Allah këtika saya bërada di atas sëbatang pohon kurma milik tuan saya, sëdang mëmbërësi
kurma itu, sëdangkan tuan saya duduk dibawah, sëorang saudaranya datang dan
mëngatakan këpadanya, 'Cëlaka bësar atas bani Qilah, mërëka sëkarang sëdang
bërkumpul di Kuba, mënunggu sëorang yang mëngklaim dirinya sëbagai sëorang nabi
akan datang hari ini.'
Sëtëlah saya mëndëngar pëmbicaraan mërëka itu, saya langsung
mërinding kayak dëmam, saya gëmëtar, sëhingga saya khawatir akan jatuh kë tuan
saya. Saya sëgëra turun dari pohon kurma tërsëbut lalu mëngatakan këpada tamu
itu, 'Apa tadi yang Anda katakan? Tolong ulangi katakan këpada saya!' Tuan saya
langsung marah dan mëmukul saya sëkuat-kuatnya lalu mëngatakan,
'Urusan apa kamu dëngan bërita itu? Këmbali tëruskan
pëkërjaanmu!'
Di sorë harinya, saya mëngambil sëdikit kurma yang tëlah saya
kumpulkan sëbëlumnya, lalu saya bërangkat kë tëmpat Nabi tinggal. Këtika itu
saya mëngatakan këpada Rasulullah, 'Saya mëndëngar bahwa Anda adalah orang
salëh, datang bërsama tëman-tëman dari këjauhan
mëmërlukan sësuatu. Di tangan saya ada sëdikit sëdëkah, nampaknya
kamu lëbih pantas mënërimanya.'
Lalu saya dëkatkan kurma itu këpada mërëka. Rasulullah saw.
mëngatakan këpada para Sahabat, 'Makanlah' sëdangkan dia sëndiri tidak
mëmakannya. Saya mëngatakan dalam hati saya, 'Ini dia satu tanda kënabiannya.'
Këmudian saya këmbali kë rumah dan mëngambil bëbërapa buah kurma,
këtika Nabi saw. bërangkat dari Quba kë Madinah, saya mëndatanginya dan
mëngatakan këpadanya, 'Tampaknya Anda tidak mëmakan sëdëkah, ini ada sëdikit
hadiah saya bawa sëbagai pënghormatan këpada Anda.'
Rasululullah pun mëmakannya dan mënyuruh sahabat untuk ikut
mëmakannya, lalu mërëka makan bërsama-sama.
Dalam hati saya bërkata, 'Ini dia tanda kënabian këdua'
Këtika Nabi bërada di Baqi Gargad, ingin mënguburkan sëorang
sahabat, saya mëndatangi bëliau dan mëlihat bëliau sëdang duduk mëmakai dua
sëlëndang. Saya mëngucapkan salam këpadanya, këmudian saya bërjalan bërputar
sëkëliling bëliau untuk mëlihat punggungnya, barang kali saja saya dapat
mëlihat cap sëpërti yang dikatakan olëh tëman saya di Amuriah. Sëtëlah Nabi
mëlihat bahwa saya mëmpërhatikan punggung bëliau, dia mëngërti tujuan saya,
lalu dia mëngangkat sëlëndangnya, këtika itu saya mëlihat ada cap, lalu saya
yakin bahwa itulah cap kënabian, lalu saya mëmëluk dan mëncium bëliau sambil
mënangis.
Mëlihat hal itu Rasulullah saw. bërtanya, 'Apa gërangan yang
tërjadi pada kamu?' Saya pun mëncëritakan kisah saya dan bëliau sangat kagum
dan bëliau mënginginkan agar saya përdëngarkan këpada para sabahat, lalu saya
mëmpërdëngarkannya. Mërëka sëmua kagum dan gëmbira yang tiada taranya.
Salman masuk Islam dan dimërdëkakan, sëtërusnya mënjadi sëorang
sahabat yang sangat mulia. Dia sëmpat mënjabat gubërnur di zaman khulafaur
Rasyidun di bëbërapa nëgëri.
Mudah-mudahan Allah mëridai bëliau. Biografinya:
Dalam satu riwayat, disëbutkan bahwa Rasulullah saw. përnah
mëlëtakkan tangannya di atas Salman, lalu bërsabda, 'Sëandainya iman bërada nun
jauh di planët Tata surya, pasti akan dicapai olëh orang-orang mërëka ini.'
sambil bëliau mënunjuk këpada Salman r.a.
Subscribe to:
Posts (Atom)